Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi Transportasi di Indonesia, Sebuah Keharusan

Kompas.com - 27/06/2017, 13:37 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi, Ellen Tangkudung mendukung langkah pemerintah yang terus mendorong sinergi atau integritas transportasi angkutan umum di Indonesia melalui sistem digital. Sebab, pengembangan aplikasi digital harus berbarengan dengan pembenahan infrastruktur transportasi pulblik.

Terbaru, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Moovit Indonesia untuk mengintegrasikan angkutan di Ibu Kota dan sekitarnya. Moovit merupakan sebuah aplikasi petunjuk rute semua jenis angkutan umum. Aplikasi tersebut bisa diunduh secara gratis oleh pengguna ponsel berbasis iOS maupun Android.

"Ini sudah tak bisa ditinggal lagi. Sebuah keniscayaan, kita sudah masuk dunia digital. Sampai kegiatan yang sangat sederhana pun sudah pakai aplikasi. Apalagi angkutan umum yang sangat luas penggunaanya. Ini harus terintegrasi dan ini penting dikembangkan," dihubungi, Selasa (27/6/2017).

Ellen pun juga sepakat jika pemerintah berinvestasi dalam pengembangan sistem digital transportasi tersebut.

"Kalau pemerintah mau mengucurkan dana saya sangat setuju. Disamping pembenahan yang lain juga harus tetap dilakukan. Supaya angkutan umum diminati masyarakat," kata dia.

Ia juga mengingatkan, agar pemerintah fokus, cukup mengembangkan satu aplikasi transportasi yang bisa mengintegrasikan semua angkutan umum di Tanah Air.

"Integrasi antar daearh bisa dilakukan jika dilakukan oleh pemerintah pusat. Karena ada kecenderungan masing-msing daerah buat sistemnya. Tapi alangkahnya baiknya satu sistem terintegrasi. Jadi mestinya kayak Google Maps satu aplikasi bisa digunakan di seluruh Indonesia," kata dia.

Ellen menilai, aplikasi digital seperti Moovit sangat berguna bagi masyarakat yang ingin merencanakan perjalanannya menggunakan angkutan umum sehari-hari.

"Moovit itu bagus ya. Itu bisa sangat berguna bagi masyarakat. Karena orang selalu protes tak mau naik angkutan karena jadwal enggak jelas. Dengan Moovit kita bisa tahu di mana angkutan yang kita tunggu itu," kata dia.

Ke depan, sosialisasi aplikasi tersebut pun kata Ellen harus digencarkan secara tepat. Bahkan, masyarakat pengguna Moovit bisa diberikan insentif.

"Ke depan itu satu hal yang memang diperlukan. Karena sudah banyak juga kok yang pakai aplikasi untuk perjalanan, ada Google Maps, Waze. Tapi harus sosialiasi. Harus ada juga insentif kepada masyarakat yang menggunakan itu. Agar orang diuntungkan dan supaya bisa digunakan seluas-luasnya," ungkap Ellen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com