Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Investor Mulai Incar Perusahaan-perusahaan di Eropa dan Asia

Kompas.com - 02/07/2017, 10:05 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Setelah "melahap" saham-saham perusahaan besar AS Apple, Pepsi, Sotheby's dan Yahoo!, para aktivis investor saat ini mengincar saham-saham perusahaan yang berbasis di Eropa.

Aktivis investor merupakan julukan untuk pemodal yang selalu mencari dividen besar. Mereka menginginkan tingkat pengembalian investasi yang cepat dengan cara mendesak pemangkasan biaya, penjualan aset maupun program buy back saham.

 

Mengutip AFP, Minggu (2/7/2017), para aktivis investor saat ini tengah mengicar sejumlah perusahaan besar Eropa, yang salah satunya adalah Nestle.

"Tidak ada perusahaan yang bisa menolak kehadiran aktivis investor ini, kecuali perusahaan tersebut benar-benar besar," ujar Managing Director Spotlight Advisory, Gregory Taxin. Perusahaan ini merupakan konsultan bagi sejumlah aktivis investor.

Sementara itu menurut konsultan hukum David Katz dari Wachtell, Lipton, Rosen & Katz, perusahaan-perusahaan yang menjadi favorit incaran aktivis investor adalah mereka yang memiliki banyak uang, namun belum didistribusikan kepada pemegang saham.

Sebelumnya, dalam pengumuman akuisisi saham Nestle senilai 3,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 46,5 triliun, miliarder AS Daniel Loeb mengungkapkan bahwa mereka ingin mengembalikan "power" kepada pemegang saham.

Ditambahkannya, dalam rangka untuk memangkas biaya, Daniel Loeb mendesak Nestle untuk menjual saham bersejarahnya pada L'Oreal guna mendorong peningkatan harga saham serta memperbesar dividen kepada pemegang saham.

"L'Oreal merupakan investasi yang fantastis, namun itu bukanlah bisnis inti Nestle yang selama ini bergerak di bidang makanan, minuman serta barang-barang konsumsi kemasan," ujar juru bicara Daniel Loeb, Elissa Doyle kepada AFP.

Untuk mengimbangi langkah Loeb, Nestle telah mengumumkan akuisisi sahamnya sendiri senilai 21 miliar dollar AS yang bisa mendongkrak harga saham.

Menanggapi aksi korporasi Nestle, Katz menyatakan, "Saya tidak tahu, bahwa langkah tersebut akan bisa menahan tekanan (yang dilakukan oleh aktivis investor)."

Loeb bukanlah satu-satunya aktivis investor yang masuk ke perusahaan besar di luar AS. Rekan "seperjuangannya", Nelson Peltz melalui perusahaan investasi Trian Partners, menjadi salah satu pemegang saham pada perusahaan pembuat yogurt Perancis, Danone.

Lainnya adalah Paul Singer melalui Elliott Management fund, telah memiliki saham pada sejumlah perusahaan besar seperti Samsung, perusahaan pertambangan Australia BHP Billiton serta Bank of East Asia.

Menurut AFP, jika para aktivis investor tersebut gagal melakukan tekanan terhadap perusahaan-perusahaan yang diincarnya, mereka akan mendekati media-media besar. Setelah itu, kebanyakan para investor akan menang.

Sejak 2010, lebih dari 2.900 aktivis investor telah terekam di AS. Menurut FTI Consulting, khusus pada 2016 saja, jumlah aktivis investor yang baru tercatat mencapai 645 pemodal. Mereka memasuki seluruh sektor bisnis.

"Namun, pasar di AS telah terlalu ramai dan umumnya telah mengalami overvalued (terlalu mahal). Sehingga aktivis investor memilih fokus ke luar. Tak hanya Eropa, namun juga Australia dan Asia," ujar Andrew Freedman, co-head Shareholder Activism group pada perusahaan konsultan hukum Olshan Frome Wolosky.

"Di AS, sudah banyak perusahaan yang memiliki tipe self-reflection, akan tetapi hal itu tidak banyak terjadi diEropa. Ini menjadi sasaran empuk bagi aktivis investor," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com