Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Harga Pangan, Perlukah Gunakan Cara Pak Harto?

Kompas.com - 11/07/2017, 10:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai, keputusan pemerintah menggandeng Polri untuk mengawasi harga pangan selama periode Ramadhan dan Lebaran 2017 sangat efektif.

Tingkat inflasi selama periode itu hanya 1,08 persen. Padahal pada 2014-2016 lalu, angka inflasi periode Ramadhan dan Lebaran mencapai 1,36 persen, 1,47 persen, dan 1,35 persen.

"Jadi volatile food (gejolak harga pangan) takutnya sama bedil ternyata," ujarnya saat rapat dengan pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/7/2017).

Menurut Misbakhun, hal ini cukup mengonfirmasi cara pengawasan harga pangan dengan melibatkan aparat keamanan, seperti dilakukan Orde Baru lalu, terbukti efektif.

Pada era Orde Baru, Presiden Soeharto kerap mengumumkan harga pangan, misalnya cabai dan bawang, dari pasar-pasar di daerah melalui Radio Republik Indonesia (RRI).

"Itu yang kerja ya Koramil sama Kodim sehingga kalau ada harga cabai yang tidak sesuai dengan RRI, itu Kodim yang datang ke petani cabainya," kata politisi Golkar itu.

Bila cara ini dinilai tepat oleh pemerintah, maka ia mengusulkan agar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) digabung saja dengan Satgas dari pihak Kepolisan.

Meski begitu, Misbakhun menilai tidak perlu ada klaim sepihak terhadap stabilitas harga pangan dan inflasi periode Ramadhan dan Lebaran. Sebab, hal itu merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Polri.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan, upaya pengendalian inflasi juga tidak terlepas dari peran Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Bahkan TPID juga berperan menjaga stabilitas harga pangan di daerah.

(Baca: "Harga Pangan Stabil Iya, Stabil Tinggi...")

Kompas TV Jokowi Apresiasi Menteri yang Jaga Stabilitas Harga

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com