Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Pantau Faktor-faktor Penyebab Pergerakan Rupiah

Kompas.com - 11/07/2017, 13:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan terus mewaspadai faktor-faktor pemicu inflasi indeks harga konsumen (IHK).

Bank sentral sendiri menargetkan inflasi pada tahun 2017 ini berada pada kisaran 4 plus minus 1 persen.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, dari sisi internal, bank sentral terus mewaspadai pengumuman-pengumuman pemerintah terkait rencana kenaikan tarif listrik yang saat ini diputuskan tidak jadi.

Selain itu, harga minyak pun lebih rendah sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian subsidi.

"Tapi kalau inflasi sudah terkendali, yang sangat kita waspadai adalah perkembangan di luar negeri," kata Agus di Jakarta, Senin (10/7/2017).

Beberapa aspek eksternal yang dipantau bank sentral antara lain pernyataan bank sentral AS Federal Reserve dalam laporan minutes yang cenderung hawkish.

Selain itu, kondisi non-farm payroll di AS juga lebih baik dan ada kemungkinan suku bunga AS Fed Fund Rate (FFR) akan kembali naik.

Pun The Fed juga menyatakan bakal menurunkan balance sheet atau neracanya semakin tajam. Semua kondisi tersebut berpengaruh terhadap kondisi nilai tukar banyak negara di dunia, termasuk rupiah.

"Mata uang dunia melemah terhadap dollar AS, dollar AS menguat," jelas Agus.

Ia menuturkan, kondisi tersebut pula membuat negara-negara yang selama ini menikmati arus modal masuk (capital inflow) mulai mengalami tekanan arus dana keluar (capital outflow).

Pun kondisi ini membuat nilai tukar bisa melemah. Agus menuturkan, rata-rata nilai tukar rupiah sejak Januari hingga Juli 2017 berada pada kisaran Rp 13.300 per dollar AS.

Oleh sebab itu, asumsi nilai tukar rupiah pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) sebesar Rp 13.400 per dollar AS cukup realistis.

"Yang diperhatikan bukan hanya faktor inflasi, tapi juga capital inflow dan outflow," tutur Agus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com