Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan AS Turun, Harga Minyak Naik

Kompas.com - 12/07/2017, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan di Asia, Rabu (12/7/2017).

Penguatan ini didorong menurunnya inventori minyak AS dan kebijakan pemerintah AS yang memangkas outlook produksi minyak mentah untuk tahun depan.

Mengutip Reuters, acuan harga minyak internasional Brent berada pada level 48,17 dollar AS per barrel. Harga ini meningkat 65 sen atau 1,4 persen dibandingkan pada perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level 45,77 dollar AS per barrel. Harga ini meningkat 73 sen atau 1,6 persen.

"Harga minyak meningkat tajam dalam semalaman sejalan dengan Lembaga Administrasi Energi AS (EIA) yang memangkas proyeksi produksi (minyak) AS pada 2018 dan data API menunjukkan penurunan inventori," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities.

Inventori minyak mentah AS turun 8,1 juta barrel pada pekan hingga 7 Juli 2017 menjadi 495,6 juta, menurut data Institut Perminyakan AS (API). Ini adalah indikator bahwa pasokan bahan bakar perlahan menurun.

EIA menyatakan bahwa produksi minyak mentah AS pada 2018 diekspektasikan meningkat dari 9,3 juta barrel per hari (bph) pada tahun ini menjadi 9,9 juta bph. Ini adalah peningkatan sebesar sekira 570.000 bph.

Meski ada revisi, namun produksi minyak AS masih melampaui rekor produksi 9,61 juta bph pada Juni 2015. Pada saat yang sama, produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) masih tetap tinggi, padahal sudah menyepakati pemangkasan produksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com