Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Muliaman: Tantangan OJK Akan Semakin Banyak

Hal itu dikatakan Muliaman saat menghadiri acara pelantikan Dewan Komisioner OJK di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (20/7/2017).

"Selamat bertugas untuk pimpinan baru OJK saya yakin di bawah pimpinan kawan-kawan yang baru, OJK bisa terus maju tumbuh dan berkembang karena tantangan OJK ke depan itu banyak sekali terutama di situasi ekonomi global dan domestik yang harus jadi perhatian," ujar dia.

Muliaman menambahkan, pimpinan pengurus baru OJK diharapkan bisa dan terus membangun industri keuangan yang stabil dan juga industri keuangan yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

"Dan tidak kalah penting adalah membuka akses keuangan yang kecil untuk pelayanan jasa keuangan," imbuh dia.

Namun demikian Muliaman berpesan, segela wewenang dan juga kebijakan maupun tanggung jawab harus mengedepankan prinsip-prinsip profesionalisme dan integritas yang baik.

"Perlu terus didorong tentu saja dengan mengedepankan prinsip prinsip Governance yang sehat membangun profesionalisme dan integritas," tegasnya.

"Saya optimis kawan kawan yang baru bisa membawa OJK menjadi lebih baik lagi di masa mendatang," tambah Muliaman.

Sementara itu, ketika ditanya awak media kegiatan apa yang akan digeluti oleh Muliaman, dirinya menjawab akan memilih pensiun. "Mau pensiun, mau pensiun," pungkasnya.

Seperti diketahui, Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 resmi dilantik usai dilakukan pengucapan sumpah jabatan di Gedung Mahkamah Agung (MA) Medan Merdeka Utara pukul 11.00 WIB, Kamis (20/7/2017).

Adapun susunan DK OJK yang baru Wimboh Santoso menjabat sebagai Ketua DK OJK periode 2017-2022 sedangkan dewan komisioner OJK lainnya yakni Riswinandi sebagai Anggota, Heru Kristiyana sebagai Anggota, Nurhaida sebagai Anggota, Hoesen sebagai Anggota, Ahmad Hidayat sebagai Anggota, dan Tirta Segara sebagai Anggota. 

https://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/07/20/143353026/muliaman--tantangan-ojk-akan-semakin-banyak-

Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke