Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Cium Monopoli Listrik PT Inalum

Kompas.com - 13/08/2008, 15:09 WIB

Laporan Wartawan Kompas Aufrida Wismi Warastri

MEDAN, RABU - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha atau KPPU mencium persaingan tidak sehat pada keberadaan PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum di Sumatera Utara. Kegiatan PT Inalum diindikasikan bertentangan dengan hukum persaingan usaha.   

Anggota Komisioner KPPU Tadjuddin Noer Said di Medan, Rabu (13/8) mengatakan dalam perjanjian kerjasama dengan Indonesia, perusahaan Jepang itu didirikan untuk mengelola hasil bauksit dari Pulau Bintan. Karena membutuhkan energi yang besar untuk mengubah bauksit menjadi alumunina dan alumunium diperlukan energi yang besar, maka didirikan PLTA Sigura-gura di Asahan.

"Maka industri itu ada di Sumut untuk dekat dengan sumber energi. Namun kenyataannya saat ini mereka tidak ambil dari Pulau Bintan, tapi dari Australia," tutur Tadjuddin.

PT Inalum kemudian melakukan ekspor ke Jepang tanpa bisa industri lokal membeli langsung dari perusahaan itu. Tadjudin juga melihat adanya praktik monopoli listrik PT Inalum yang seharusnya dikuasai negara.

Anggota KKPU Ahmad Ramadhan Siregar menambahkan pihaknya sudah menemukan indikasi awal kegiatan PT Inalum bertentangan dengan UU nomor 5 tahun 1999. "Ini akan menjadi bahan monitoring untuk bahan public hearing," tutur Ahmad.

Kasus ini, menurut Kepala Kantor KPPU Medan Verry Iskandar akan langsung ditangani KPPU Pusat. "Setelah public hearing 13 orang anggota komisioner, jika langkah disetujui akan dilakukan rapat komisi tentang masalah ini," tutur Verry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com