Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

William Soeryadjaya Pegang Erat Etika Bisnis

Kompas.com - 04/04/2010, 03:06 WIB

Jakarta, Kompas - Kalangan dunia bisnis Indonesia berduka atas kepergian pendiri Grup Astra, William Soeryadjaya (88). Almarhum dikenal sebagai pengusaha yang sangat kuat memegang prinsip dan etika bisnis, sangat memerhatikan karyawan dan mitra bisnis, serta berjiwa sosial.

Begitulah kenangan mendalam para sahabat, kolega, dan karyawannya, Sabtu (3/4), ketika dimintai kenangannya terhadap almarhum, yang kini disemayamkan di rumah duka RSPAD, Jakarta, setelah mengembuskan napas terakhir, Jumat (2/4) malam. Om Willem, begitu panggilan akrabnya, meninggalkan seorang istri, Lily Soeryadjaya, dan empat anak, yakni Edward, Edwin, Joice, dan Judith.

Sejumlah tokoh datang melayat, antara lain Sukamdani Sahid Gitosardjono, Ciputra, Aburizal Bakrie, Jakob Oetama, Jusuf Kalla, Hashim Djojohadikusumo, Probosutedjo, mantan menteri Wardiman Djojonegoro dan JB Sumarlin, serta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Jusuf Kalla dari kelompok usaha Hadji Kalla yang juga Wakil Presiden RI periode 2004-2009 mengenang, ”Saya kenal almarhum sejak 1969 karena saya berbisnis dengan dia. Dia pemegang merek kendaraan dan saya dealer produk-produk Astra di Makassar,” tutur Jusuf Kalla, Sabtu malam, di dalam mobilnya dalam perjalanan pergi melayat sahabatnya itu.

”Dia itu pengusaha yang selalu menekankan persahabatan, kekeluargaan, kebersamaan, dan paling penting harus sama-sama untung. Dia sangat terbuka, jujur, dan benar-benar memegang prinsip dan etika bisnis. Dia pandai menjaga jarak dengan pemerintah, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Pengusaha seharusnya begitu,” papar Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, kedekatannya dengan Om Willem berlangsung lebih dari 40 tahun tanpa putus. ”Bahkan, saya masih Wapres pun selalu datang kalau dia ada acara dan saya diundang. Tahun lalu saya masih mengunjungi dia. Istrinya, Lily, tahun lalu juga masih mengirimi saya makanan,” kata Jusuf Kalla.

Menurut dia, almarhum taat beragama dan prinsip bisnisnya menanamkan nilai-nilai agama yang bersifat universal, seperti kejujuran, kerja keras, saling bantu, dan ramah. ”Dia itu perhatian sekali, kebapakan. Kalau saya ke datang ke Jakarta dari Makassar, dia selalu ajak saya makan, begitu juga kalau dia datang ke Makassar, kami selalu makan-makan,” kenang Kalla.

Pendiri Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama, juga menilai almarhum William Soeryadjaya sebagai sosok yang sederhana, religius, dan peduli terhadap sesama. Di mata Jakob, pengusaha ulung pendiri Astra tahun 1957 itu juga merupakan orang yang mudah bergaul dan tidak menutup diri kepada semua orang. ”Kalau ada yang ingin bertemu dengannya, sebisa mungkin pasti dia akan temui,” ujar Jakob ketika di rumah duka.

Kemampuan Om Willem dalam mengelola bisnis diakui Jakob memberinya inspirasi untuk menjalankan usaha. Jakob juga mengaku berguru tentang sumber daya manusia dan total quality control. ”Waktu itu hanya Astra yang punya total quality control. Oleh karena itu, saya coba cari tahu dan belajar dari jauh mengenai hal itu untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produk,” kenangnya.

Kepergian William Soeryadjaya juga dinilai Jakob merupakan kehilangan besar dalam dunia pengembangan usaha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com