Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Persen Donggi-Senoro ke Pupuk dan PLN

Kompas.com - 18/06/2010, 18:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Porsi 30 persen untuk pasar domestik dari hasil proyek pengolahan gas alam cair Donggi-Senoro, Sulawesi Tengah, yang baru saja diputuskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh diutamakan bagi pasokan industri pupuk dan PT Perusahaan Listrik Negara.

Ada pun porsi 70 persen untuk ekspor diharapkan untuk mengimbangi harga gas alam cair internasional yang dirasakan cukup baik, selain agar biaya ekspor bisa menutupi nilai keekonomian dari investasi Proyek Pengolahan Donggi-Senoro yang cukup mahal.

Harapan itu disampaikan Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat dimintai tanggapan pers, seusai mengikuti rapat di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (18/6/2010). Sehari sebelumnya, Menteri ESDM memutuskan porsi 30 persen berbanding 70 persen untuk gas alam cair hasil Proyek Pengolahan Donggi-Senoro.

Sebelumnya, para pihak yang tergabung dalam konsorsium yang dikelola Medco Energi dan Pertamina menyepakati formula harga gas yang mengikuti harga minyak. Harga jual gas ke kilang berkisar 9-12 dollar AS untuk harga minyak di atas 100 dollar AS.

Keputusan tersebut disebut-sebut ditembuskan pula kepada Wakil Presiden Boediono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa selaku atasan Menteri ESDM. Wapres pada rapat 1 Juni lalu memberikan arahan agar porsi gas alam cari minimal 25 persen untuk pasar domestik.

"Kami akan duduk bersama untuk menentukan porsi 30 persen di domestik itu ke mana saja. Kami akan memohon agar sebisa-bisanya diutamakan untuk pupuk dan PLN mengingat dua industri ini yang paling vital secara nasional," tandas Mustafa.

Mustafa mengakui belum tahu berapa porsi yang akan diutamakan ke pupuk dan PLN itu dari sebanyak 30 persen gas alam cair di pasar domestik. Belum tahu berapa. "Akan tetapi, saya kira bagus juga kalau 15 persennya. Dua industri tersebut akan mendapatkan tambahan pasokan," tambah Mustafa.

Dikatakan Mustafa, mengingat bahan baku pasokan gas alam cair berada di Sulwesi Tengah, pihaknya mengangkat wacana agar di provinsi tersebut didir ikan pabrik pupuk tambahan dari pabrik pupuk yang sudah ada. Alasannya, seluruh bahan baku pabrik pupuk tersebut sudah cukup tersedia di Sulawesi Tengah.

Tentang tembusan surat dari Menteri ESDM atas keputusan Proyek Pengolahan Donggi-Senoro, Mustafa mengaku belum menerima.

Sementara Wakil Presiden Boediono yang dimintai tanggapannya seputar keputusan Menteri ESDM soal Proyek Pengolahan Donggi-Senoro, hanya tersenyum saja. Didesak pers, Wapres Boediono hanya mengarahkan jari telunjuknya ke kantor Kementerian ESDM di Jalan M Husni Thamrin, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com