Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Laba BTPN, BCA, dan NISP Meningkat

Kompas.com - 28/10/2010, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank OCBC NISP Tbk berhasil meningkatkan kinerja keuangan yang cukup signifikan selama sembilan bulan pertama tahun 2010. Peningkatan kinerja keuangan ini antara lain ditopang kebijakan perseroan yang fokus terhadap segmen masing-masing. Perseroan juga berhasil memperbaiki struktur pendanaan dan meningkatkan pendapatan bunga menyusul pertumbuhan kredit yang signifikan.

BTPN mengumumkan, per 30 September 2010 mencatat laba bersih Rp 577,5 miliar atau tumbuh 117 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 266,2 miliar. Per 30 September 2010, BTPN membukukan pertumbuhan kredit 58 persen sehingga total kredit mencapai Rp 21,8 triliun dibandingkan 30 September 2009 yang tercatat Rp 13,8 triliun.

Wakil Direktur Utama BTPN Ongki W Dana, Rabu (27/10), mengatakan, kepercayaan masyarakat pada kinerja BTPN juga terus meningkat, tecermin pada naiknya dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 24,5 triliun, atau tumbuh 47 persen dari periode yang sama tahun 2009 yang tercatat Rp 16,6 triliun.

Menurut Ongki, pertumbuhan kinerja keuangan BTPN ini ditopang keunikan strategi BTPN dalam bisnis yang memadukan misi bisnis dan sosial, yaitu fokus pada pangsa pasar pensiunan serta usaha mikro dan kecil. ”Ini landasan bagi BTPN untuk terus bertumbuh,” katanya.

Sementara per 30 September 2010, BCA membukukan laba bersih Rp 6,1 triliun, naik 20 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,1 triliun.

BCA juga mempertahankan pendapatan bunga dan nonbunga sebesar Rp 15,1 triliun pada kurun waktu yang sama. Kondisi ini cukup stabil karena pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 14,5 triliun.

DPK yang dihimpun BCA naik sebesar 12,1 persen year on year menjadi Rp 262,8 triliun pada September 2010.

Mengenai jumlah DPK yang tidak terlalu besar, Presiden Direktur BCA Djohan Emir Setijoso mengatakan, BCA memang tidak memberikan bunga tinggi untuk deposito. ”Mungkin kurang kompetitif dibandingkan yang lain. Pertumbuhan deposito rendah,” ujar Djohan.

Sementara itu, per 30 September 2010, NISP mencatat kenaikan laba bersih 20 persen, dari Rp 309,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 370,4 miliar.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan laba bersih ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih dari kenaikan kredit dan menurunnya beban bunga karena membaiknya struktur pendanaan, khususnya kenaikan signifikan tabungan sebesar 54,4 persen.

Dari sisi DPK, NISP mencatat pertumbuhan 24 persen dari Rp 26 triliun menjadi Rp 32,1 triliun. Pada periode itu, NISP berhasil memperbaiki struktur pendanaan dengan pertumbuhan dana murah sehingga komposisi dana murah menjadi 60 persen dari total DPK. (REI/IDR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com