Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandala Lakukan PHK Besar-besaran?

Kompas.com - 05/04/2011, 09:33 WIB
Hendra Gunawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com PT Mandala Airlines dikabarkan melakukan rasionalisasi besar-besaran terhadap para karyawannya. Ratusan pegawai maskapai yang telah berhenti beroperasi tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja dari manajemennya.

Seorang karyawan Mandala mengatakan, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran tersebut terjadi pada Maret lalu untuk hampir semua kantor di Indonesia. "Jumlahnya banyak sekali, mungkin ratusan. Namun, saya tidak tahu berapa tepatnya," kata karyawan yang tidak mau disebutkan namanya, Senin (4/4/2011) di Jakarta.

Menurutnya, karyawan Mandala sebelumnya berjumlah sekitar 880 orang. Namun, jumlahnya saat ini berkurang hampir setengahnya. Kabar lain yang belum bisa dikonfirmasi juga menyebutkan bahwa Mandala telah memangkas jumlah karyawannya hingga 80 persen. Bila hal itu benar-benar terjadi, maka kini jumlah karyawan maskapai yang telah terbang di Indonesia lebih dari 40 tahun tinggal kurang dari 200 orang.

Seorang karyawan yang terkena rasionalisasi juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, pihak manajemen menjanjikan pesangon yang akan dibayarkan pada tiga bulan ke depan.

Menurutnya, karyawan tidak bisa menolak karena itu adalah satu-satunya langkah perusahaan untuk efisiensi agar calon investor mau bergabung dengan Mandala. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari manajemen Mandala. Presiden Direktur Mandala Diono Nurjadin belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi, ponselnya tidak diangkat.

Demikian juga Head of Communication Mandala Nurmaria Sarosa, ia tidak mengangkat ponsel dan tidak menjawab pertanyaan melalui BlackBerry Messenger (BBM).

Mandala yang tadinya digadang-gadang menjadi salah satu maskapai dengan tingkat keselamatan tertinggi di Indonesia justru terpuruk setelah salah satu pemegang sahamnya, yaitu Indigo and Partners Corps yang memegang 49 persen saham, mengundurkan diri pada pertengahan Januari 2011.

Sebagai akibatnya, lima pesawat yang tersisa, yaitu Airbus A320 yang disewa untuk operasi penerbangan, akhirnya ditarik pemiliknya. Saat ini pihak menajemen sedang melakukan penjajakan dengan berbagai pihak untuk menyuntikkan modal agar mereka bisa terbang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

    Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

    Whats New
    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

    Whats New
    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

    Whats New
    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

    Whats New
    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

    Whats New
    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

    Whats New
    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

    Whats New
    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com