Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra Targetkan Penjualan Naik 89 Persen

Kompas.com - 25/05/2011, 21:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Ciputra Development Tbk (CTRA) agresif menggenjot penjualan sepanjang tahun ini. Pengelola perusahaan properti ini menargetkan pertumbuhan marketing-sales tahun ini sebesar 89 persen menjadi Rp 3 triliun, melompat dari realisasi pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 30 persen.

CTRA mengandalkan baik proyek lama maupun baru untuk mencapai target penjualan. Ada 28 proyek lama yang masih akan menyumbangkan penjualan. Perinciannya 21 proyek perumahan dan 7 proyek komersial.  Di proyek residensial, seperti Citra Garden City atau Citra Raya Tangerang, emiten ini akan membangun rumah baru di landbank. Sedang proyek komersial ditargetkan menyumbang recurring income.

Penjualan CTRA juga akan dibantu sebelas proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini. Perusahaan ini akan mengembangkan enam proyek yang berada di luar pulau Jawa, yaitu di Palembang, Jambi, Banjarmasin, Kendari, Pekanbaru dan Denpasar. Lima proyek lainnya berlokasi di tiga kota, yaitu Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.

Di luar Jawa, CTRA akan fokus ke perumahan. "Ada 1.500-2.000 unit rumah yang akan dibangun,” kata Tulus, Selasa (24/5). Nilai investasi setiap proyek baru tersebut rata-rata Rp 25 miliar-Rp 50 miliar.

Hingga April 2011, CTRA telah membukukan penjualan senilai Rp 1 triliun. Perlu diingat, marketing sales baru diakui sebagai penjualan di periode tahun berikutnya. Sedang penjualan tahun ini berasal dari marketing sales 2010. “Ada jeda selama satu tahun sebelum dibukukan,” kata dia.

Dengan begitu, ujar Tulus, CTRA akan membukukan penjualan 30 persen di tahun ini, yaitu pencapaian tahun lalu. Penjualan ini juga turut disumbangkan dua anak usahanya, yaitu PT Ciputra Properti Tbk (CTRP) dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS).

Tahun ini, perusahaan ini menargetkan laba bersihnya naik 20 persen - 25 persen dibandingkan dengan labanya tahun lalu, menjadi Rp 335,27 miliar.

Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, menilai, target marketing sales CTRA tahun ini terlalu optimistis. “Tahun lalu ketika BI rate stabil dan ekonomi bertumbuh mereka hanya bisa tumbuh 30 persen," kata dia. Padahal, tahun ini bisa menjadi lebih berat karena Bank Indonesia bisa mengubah bunga acuannya di kuartal III atau IV.

Kenaikan BI rate, menurut Reza, akan mempengaruhi penjualan rumah, mengingat sebagian besar pembelian dilakukan dengan angsuran kredit pemilikan rumah (KPR).  Belum lagi, harga bahan bangunan berpotensi menanjak dengan asumsi harga minyak dan batubara naik di dua kuartal terakhir 2011. “Kenaikan harga bahan bangunan akan mempengaruhi harga rumah, dan ujungnya penjualan,” kata dia.

Mengantisipasi faktor tersebut, Reza memproyeksikan pertumbuhan marketing sales CTRA maksimal 40 persen - 45 persen. Reza menilai target laba bersih masih lebih mudah untuk digapai CTRA.

Proyek luar negeri CTRA juga merambah pasar luar negeri lewat proyek pengembangan kota mandiri di Shenyang Liaoning, China. Rencananya, proyek yang berpotensi dikembangkan enam sampai delapan tahap ini meluncur pada semester II-2011. “Izin untuk dikembangkan seluas 313 hektare, untuk tahap pertama sekitar 16 hektare,” kata Tulus.

Tulus menambahkan, pengembangan kota mandiri di China cukup berpotensi, mengingat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan bisnis properti di negeri tersebut cukup menjanjikan.

CTRA akan memulai penjualan di proyek ini akhir tahun nanti. Nantinya, penjualan tersebut tidak akan terkonsolidasi dengan penjualan CTRA lantaran bekerjasama dengan pengembang lokal China, yaitu Yolo Group. Dari total investasi US$ 60 juta, CTRA berinvestasi US$ 20 juta. (Raka Mahesa W/KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com