Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bebin, Sudah "Ngolong" Sejak Umur 10 Tahun

Kompas.com - 22/06/2011, 08:19 WIB

KOMPAS.com - Dunia otomotif bukan hanya sekedar pekerjaan bagi seorang Bebin Djuana, tetapi telah menjadi passion baginya. Kini ia menjabat sebagai Marketing Vice President PT Hyundai Mobil Indonesia. Suatu jabatan yang baru disandangnya selama tiga bulan.

Sebelumnya, Bebin, yang merupakan lulusan Teknik Mesin Universitas Trisakti dengan kekhususan manajemen industri pada tahun 1984, telah puluhan tahun malang-melintang di PT Suzuki Indomobil Motor. Intinya tetap sama, dunia otomotif!

Bagaimana ia memulai perjalanan karirnya di bidang ini? Ia mengaku awalnya, selagi masih kuliah, sempat bekerja di perusahaan Uber Sakti, yang merupakan kontraktor alat-alat berat di daerah Cakung, Jakarta. "Kebetulan ada waktu luangnya ya, dua bulan kosong gitu. Saya diajak oleh temannya ayahnya saya. Itu karena dia tahu saya orangnya nggak bisa diam dan senang turun tangan sendiri. Di workshopnya alat-alat berat dari jasa Uber Sakti ini, saya dijanjikan kalau sudah selesai kuliah gabung saja sama kita," ujar Bebin kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2011).

Di perusahaan itu, ia menjabat sebagai pimpinan workshop. Setelah bergumul dengan alat-alat berat tersebut, ia kemudian diajak temannya untuk bekerja di pabrik karton (box) Sinar Apriasi dari Grup Panggung Elektronik, di Tangerang.

Tidak lama kemudian, ia kembali di ajak temannya untuk bergabung di Mahakam Group, yang bergerak di sejumlah bidang usaha, diantaranya pembuatan genteng beton, pabrik kecap, farmasi, hingga mesin laundry. "Kantor sih enak dekat di Jalan Johar, dari rumah dekat. Tapi tempat kerjanya yang jauh-jauh. Karena dia, Dr. Chandra (pemilik usaha Mahakam) ini diversifikasi bisnisnya luas," tuturnya.

Ia pun mengaku idealismenya masih tinggi untuk bekerja di bidang teknis pada awal karirnya. "Saya lulusan Insiyur Mesin, saya mau berkecimpung di dunia itu," sebutnya, yang sempat mengurusi mesin-mesin laundry yang dinilainya cukup rumit, saat bekerja di Mahakam.

Idealisme ini memang menghasilkan kondisi yang berbeda dengan teman-temannya yang bekerja di bagian penjualan dan pemasaran. Mereka disebutnya, sudah bisa mencicil rumah. Sementara Bebin terus sibuk bekerja tanpa mengenal waktu, karena sifat kerjanya yang teknis. Saat itu, ia pun berjibaku dengan kondisi tempat kerja yang cukup jauh dari rumahnya di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, ke Tangerang. Bahkan ia juga menyempatkan untuk menjemput sang istri ke tempat kerjanya di daerah Kota, Jakarta. "Ya itu, perjuangan hidupnya, seperti itulah," tuturnya.

Mulai dari motor ketika bekerja di Cakung, akhirnya ia pun mendapatkan mobil kijang pick-up sebagai kendaraan operasional kantor. Nah, ketika bekerja di Tangerang, ia sudah bisa membeli mobil sendiri sekalipun bekas. Sebenarnya, ia juga diberikan fasilitas mobil beserta supirnya ketika bekerja di tempat tersebut.

Perbedaan kesejahteraan yang didapatnya dengan teman-temannya dengan pekerjaan pemasaran tersebut, menuntunnya untuk melanjutkan studi di bidang pemasaran. "Masuklah saya sekolah malam, waktu itu namanya European-Indonesia Institut. Sekarang namanya (Indonusa) Esa Unggul," sebutnya.

Studinya tersebut ia bayar sendiri dari tabungannya. Di sekolah tersebutlah, awal dari karirnya di dunia otomotif, yang dimulai dengan bekerja di PT Suzuki Indomobil Motor. Ia bertemu dengan Barry Lesmana, Marketing Directornya Suzuki saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com