Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Turun 4 Persen, di Bawah 4.000

Kompas.com - 05/08/2011, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia tidak luput dari guncangan di pasar saham global hari Jumat (5/8/2011).

Kekhawatiran investor atas kemungkinan terjadi lagi krisis di AS dan krisis utang di Eropa yang semakin meluas membuat menarik sahamnya. Membuat harga saham jatuh dan indeks melemah.

"Pelemahan ini hanyalah sementara, hal yang paling baik dilakukan adalah menunggu rasionalitas pasar kembali membalik mengingat belum jelasnya kekacauan pasar global yang terjadi," kata analis dari Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata.

Pada akhir penutupan perdagangan, indeks melemah hingga menjauhi level 4.000. IHSG turun 200,443 poin atau 4,86 persen menjadi 3.921,6. Indeks LQ 45 melemah 36,81 poin menjadi 693,29. Sedangkan indeks Kompas100 merosot 46,98 poin menjadi 893,72. Pada sesi pertama, indeks sempat terjungkal hingga 212 poin atau 5,15 persen menjadi 3.910.

Investor asing sudah tiga hari berturut-turut membukukan penjualan bersih. Hari ini, investor asing keluar dari bursa saham dengan nilai penjualan bersih cukup tinggi, sebesar Rp 1,2 triliun. Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 9,934 triliun.

Pasar saham Asia ditutup juga melemah. Tokyo melemah 3,72 persen atau 171,1 poin menjadi 4.105,4, Seoul turun 3,7 persen atau 74,73 poin menjadi 1.943,7. Dalam empat hari terakhir indeks Seoul telah melemah 10,5 persen. Indeks Sydney selama empat hari terakhir juga melemah hingga 8,72 persen.

Pasar saham Eropa juga dibuka melemah. Para investor melepaskan sahamnya. Indeks London dan Paris langsung terkulai 3 persen, Frankfurt hampir 4 persen, Milan turun 3,5 persen dan Madrid juga merosot 2,4 persen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com