Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Inalum Bisa di Bawah 700 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 09/09/2011, 11:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pusat Investasi Pemerintah (PIP) berharap nilai jual Inalum, pusat pengolahan alumunium di Sumatera Utara, bisa di bawah nilai bukunya, 700 juta dollar AS (Amerika Serikat) atau Rp 5,95 triliun, dengan asumsi nilai tukar Rp 8.500 per dollar AS.

Meski demikian, PIP tetap yakin bisa memenuhi target pemerintah untuk mengambil alih Inalum yang akan habis masa kontraknya pada tahun 2013.

"Saya belum bisa menentukan harga akan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku. Namun, kami siap untuk itu," ujar Kepala PIP, Soritaon Siregar, di Jakarta, Jumat (9/9/2011).

Untuk mempersiapkan dana pembelian Inalum itu, pemerintah merencanakan menanamkan modal tambahan pada PIP pada tahun 2012, sekitar Rp 4 triliun.

Dengan suntikan dana ini, PIP diharapkan dapat mengembangkannya dengan beragam investasi. Namun, kucuran modal baru ini masih perlu mendapatkan persetujuan DPR RI.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, di sisi Indonesia, pemerintah harus mempersiapkan segala sesuatunya antara sekarang hingga masa pengalihan tersebut pada 2013. Jepang sendiri berkeinginan tetap ikut mengelola Inalum meskipun ada pengurangan kepemilikan sahamnya.

"Opsinya yang diinginkan oleh Menteri BUMN adalah Inalum harus dialihkan ke BUMN. Tetapi, instruksi Wakil Presiden jelas, Inalum harus dikelola oleh perusahaan baru yang ditender," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com