JAKARTA, KOMPAS.com — Keinginan warga Jakarta untuk mempunyai angkutan umum yang modern dan nyaman masih jauh dari perwujudan. Proyek pembangunan monorel yang sudah lama ditunggu penyelesaiannya juga kian tak pasti untuk segera tuntas.
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Senin (19/9/2011), pihaknya sudah minta ketegasan berupa pengakhiran masa perjanjian kerja sama dengan pihak swasta yang membangun monorel, PT Jakarta Monorel, karena tidak bisa memenuhi perjanjian.
Fauzi menyebutkan, saat ini sedang dibicarakan format pengakhiran kerja sama antara pengacara dengan biro hukum. ”Kalau itu selesai, kami akan memasuki tahapan membuat perjanjian baru. Intinya kami akan cari moda angkutan yang paling terjangkau dengan biaya yang tidak terlalu tinggi sehingga terjangkau masyarakat,” ujarnya.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah menghitung nilai pembangunan monorel yang telah dilakukan maksimal sebesar Rp 204 miliar. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta jika ingin mengambil alih pembangunan monorel harus menggantikan ke PT Jakarta Monorel maksimal Rp 204 miliar.
Namun, Pemprov DKI Jakarta masih keberatan dengan penggantian biaya sebesar itu, sementara PT Jakarta Monorel juga keberatan karena menurut perhitungan biaya yang telah dikeluarkan sudah jauh lebih besar.
Padahal, besi-besi beton tiang pembangunan monorel yang mangkrak di kawasan Kuningan dan Senayan kini mulai banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.