Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkasa Pura II Janji Tindak Oknum Bandara

Kompas.com - 21/03/2012, 11:09 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura II (Persero), yang mengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), akan menindak tegas oknum petugas bandara yang tidak bertanggung jawab. Hal ini diungkapkan Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Hari Cahyono ketika ditanyai Kompas.com mengenai sejumlah perlakuan tidak menyenangkan yang diterima para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Rabu (21/3/2012).

Hari menerangkan, memang ada beberapa oknum petugas bandara yang tidak bertanggung jawab misalnya pada saat pengambilan bagasi. Terhadap hal itu, AP II pun tidak tinggal diam. Ia mengatakan, AP II akan melakukan tindakan kepada para oknum tersebut. "Mana saja kita tindak tegas. Kita harus membuat jera akan hal itu (pelanggaran oleh petugas)," ujar Hari.

Terhadap biro perjalanan yang sengaja memeras para TKI pun, AP II akan melakukan tindakan. Hal itu, menurut Hari, bisa jadi karena para biro perjalanan ini menganggap para TKI banyak duit. AP II akan memproses oknum yang melakukan tindakan yang tidak menyenangkan itu. "Kalau bertemu orangnya akan kita proses. Setiap hari ada puluhan calo kita tangkap. Bahkan ratusan hingga sekarang," tegas Hari.

Menurut Hari, sebenarnya yang didekati para oknum ini hanya satu-dua orang TKI saja. Maksudnya, tidak semua TKI mendapatkan perlakuan yang buruk. Namun, karena ulah sejumlah oknum ini membuat nama Bandara Soetta tercemar. "Kami berharap bantuan semua pihak untuk mengatasi hal ini," tuturnya.

"Keamanan di dalam terminal itu menjadi tanggung jawab kami. Kami tidak akan main-main dengan hal itu," pungkas Hari.

Seperti diwartakan, sejumlah TKI mengeluh dengan pelayanan yang mereka terima di Bandara Soetta. Sampai-sampai mereka menganggap Soetta sebagai tempat yang "angker". Buruknya pelayanan dimulai dari proses pemeriksaan yang tidak wajar oleh petugas bandara sampai hilangnya barang bawaan sering mereka alami.

Salah satunya adalah pengalaman  Aulia, TKI yang bekerja di Hong Kong yang mengalami pemerasan oleh petugas di Bandara Soetta pada Januari 2012 lalu. Aulia mengatakan, dia dikenakan biaya tambahan yang tidak wajar akibat barang bawaannya yang menurut petugas bandara melebihi batas maksimum beban bagasi.

"Batas maksimumnya mereka bilang hanya mencapai 25 kg (Catatan: dari Hong Kong saya menggunakan penerbangan dengan Maskapai Cathay Pacific kemudian untuk penerbangan lanjutan ke Semarang akan menaiki pesawat Garuda). Di situ saya adu argumentasi sedikit dengan petugas. Ketika masih di Hong Kong, saya sudah diberitahu untuk batas maksimum bagasi bisa mencapai 35 kg," tulis Aulia di Kompasiana.

Setelah adu argumen akhirnya Aulia menuruti kemauan petugas yang mengharuskannya membayar denda kelebihan beban bagasi.

Ia pun mendapatkan perlakuan buruk lagi saat hendak mencari informasi hotel yang dekat dengan bandara. Secara terang-terangan petugas bandara meminta uang untuk informasi yang akan diberikan. Tetapi Aulia menolak dengan mengatakan dirinya tidak ada uang lagi untuk membayar hal itu. Walau begitu, tetap saja petugas itu memaksa secara halus. "Mbak.. Kalau embak nggak ada rupiah, dollar juga nggak papa kok.Kita juga menerima," kata petugas tersebut seperti ditulis Aulia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com