Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: BI Harus Awasi Persekongkolan Oknum Bank

Kompas.com - 09/08/2012, 22:53 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menilai, Bank Indonesia (BI) mesti serius mengawasi perbankan agar tidak merugikan nasabahnya. Hal tersebut berkaitan dengan bahaya laten praktik fraud (penipuan) yang bukan dilakukan oleh banknya, melainkan oleh oknum tertentu di bank tersebut.

"Memang ada kejahatan di bank dan bukan dilakukan oleh banknya, melainkan oleh oknum-oknum di bank yang bersekongkol untuk merugikan nasabah. Ini harus diperhatikan oleh BI," katanya kepada wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Menurutnya, adanya fraud dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Contohnya, kasus yang baru-baru ini terjadi, yakni pembobolan dana nasabah Citibank oleh oknum pegawainya bernama Malinda Dee. Guna memberikan efek jera, BI sendiri telah memberikan sanksi tegas kepada Citibank, dengan membekukan kegiatan bisnis wealth management selama setahun.

"Undang-undang perbankan dulu dibuat untuk melindungi bank dari nasabah nakal. Nah, sekarang harusnya bagaimana menjaga nasabah dari oknum bank yang nakal. BI punya fungsi pengawasan, tapi itu stop kalau sudah ditangani oleh penegak hukum," ungkap Yusril.

Ia mencontohkan perkara PT Dewata Royal International (DRI) yang diputus pailit berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya pada 10 November 2009 lalu. Yusril menilainya sebagai korban persekongkolan oknum bank.

Utang PT DRI, lanjutnya, masih belum jatuh tempo pada 31 Desember 2012. Keadaan keuangannya pun stabil. Namun, Bank Mandiri selaku kreditor separatis PT DRI (kreditur yang piutangnya dijamin dengan hak kebendaan tertentu) malah menyatakan default agar bisa diproses pailit melalui mekanisme penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Setelah dinyatakan pailit, seluruh aset PT DRI disita oleh bank, kemudian dilelang.

Ia mengklaim adanya skenario persekongkolan yang ditunjukkan oleh aksi oknum bernama Swandy Halim, yang ditunjuk sebagai pengurus penanganan perkara pailit atau kurator. Akan tetapi, dalam menjalankan tugasnya, ada sikap keberpihakan ke Mandiri yang mengarah pada mematikan usaha PT DRI.

Yusril mengklaim, dalam kasus ini ada persekongkolan antara oknum Mandiri dan kurator, Pengadilan Negeri Niaga, lembaga lelang, pemenang lelang, dan oknum pengacara.

"Ini kejahatan sistematis yang dilakukan oleh oknum bank dengan cara memailitkan perusahaan dengan mudah untuk kepentingan sendiri. IHZA and IHZA Law Firm selaku kuasa hukum PT DRI juga telah bertemu dengan Gubernur BI. Dia bilang sedang pelajari, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan pasti. Padahal kalau BI tegas, bisa langsung layangkan surat ke Mandiri," ungkapnya.

Tambahan: Tudingan Yusril dibantah Swandy Halim selaku kurator. Dalam tanggapannya yang dikirim ke redaksi Kompas.com, Swandy Halim menegaskan bahwa pihaknya bertindak profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com