Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Ponsel di Indonesia, Foxconn Diminta Ajak PT Inti

Kompas.com - 10/08/2012, 13:17 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana perusahaan manufaktur teknologi informasi (TI) besar asal Taiwann Foxconn untuk berinvestasi di Indonesia tampaknya kian mulus. Namun untuk membuat produk elektronik lokal, Foxconn diminta untuk bekerjasama dengan perusahaan lokal.

"Saya ingin PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) ikut dalam kerjasama ini. Soalnya Foxconn punya filosofi mau transfer teknologi. Foxconn juga ingin bisa bekerjasama dengan merek lokal sehingga bisa mendorong produk ini bisa go internasional," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat selepas ditemui saat Rapat Koordinasi di Gedung Bank Indonesia (10/8/2012).

Maksud pemerintah meminta Foxconn untuk bekerjasama dengan PT Inti adalah perusahaan tersebut merupakan anak usaha BUMN. Selain itu, PT Inti juga pernah memproduksi ponsel. Dengan kerjasama tersebut, PT Inti akan menjadi perusahaan perakitan (assembly) produk elektronik, sementara Foxconn menyediakan jasa manufakturnya.

Selain mendorong PT Inti untuk bekerjasama dengan Foxconn, sebenarnya pemerintah juga mengajak anak usaha BUMN termasuk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) serta perusahaan swasta untuk bisa bekerjasama dengan pemanufaktur produk-produk Apple itu.

"Ada juga perusahaan swasta dan BUMN yang diminta bicara dengan Foxconn. Tapi saya belum bisa bicara nama perusahaannya. Tapi saya inginnya perusahaannya itu punya merek dan jaringan penjualan yang handal. Sehingga kerjasama Foxconn dan perusahaan lokal ini diharapkan bisa membuat produk-produk yang disepakati," jelasnya.

Sekadar catatan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan Foxconn akan mulai berproduksi secara assembling (perakitan) pada Desember 2012. Dalam satu-dua bulan ini Foxconn konsentrasi dengan realisasi investasi pabrik assemmbling, yang akan berproduksi akhir tahun ini.

Sementara pada Juli tahun depan, Foxconn meminta peresmian investasi tahap pertama. "Minggu depan tim teknis Foxconn bakal datang ke Indonesia untuk menyelesaikan keperluan yang lebih detil terkait investasi ini," jelasnya.

Untuk mempercepat proses realisasi investasi tersebut, Hidayat menuturkan pihaknya tengah bekerjasama melalui pembentukan tim, bersama Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Tim antar departemen ini akan menggelar regular meeting dengan tim teknis. Kami berharap Foxconn segera merakit produk pada Desember dan Juli (2013) sudah bisa mengeluarkan produknya ke pasar," jelasnya.

Sekadar informasi, investasi tahap pertama pembangunan pabrik Foxconn membutuhkan area seluas 50 hektar. Pabrik Foxconn itu akan diletakkan di sekitar Jakarta dan Banten. Sedangkan sisanya untuk tahap kedua dan ketiga masing-masing membutuhan area 200 hektar.

Hidayat menambahkan, ketiga lokasi ini (tahap I-III) bisa berbeda provinsi, akan tetapi masih di berada di pulau Jawa. Proyek Foxconn asal Taiwan tersebut memiliki nilai investasi mencapai 10 miliar dollar AS dalam jangka waktu 5-10 tahun. Rencananya, proyek akan dilakukan dalam tiga tahap. Proyek ini akan menyerap 300.000 tenaga kerja dari semua level keahlian. Terutama untuk engineer, Foxconn membutuhkan 60.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Whats New
    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Whats New
    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Whats New
    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Whats New
    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Whats New
    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Spend Smart
    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Whats New
    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Work Smart
    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Work Smart
    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Whats New
    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Work Smart
    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Whats New
    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    Rilis
    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Whats New
    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com