Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andris, Mengangkat Beras Garut Lewat Nasi Liwet Instan

Kompas.com - 13/09/2012, 09:43 WIB

KOMPAS.com - Di pasaran, beras asal Garut masih kalah pamor dengan beras Cianjur atau beras Thailand. Padahal, beras garut memiliki sejumlah kelebihan dibanding beras jenis lainnya.

Beras garut dikenal memiliki warna lebih putih, lebih pulen setelah dimasak, dan memiliki rasa manis, dibanding jenis beras lainnya. Namun, banyak pedagang yang menyembunyikan identitas beras Garut dan menggantinya dengan nama beras Cianjur yang tertera pada karungnya.

Kondisi inilah yang membuat Andris Wijaya (32), warga Desa Samarang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, berusaha menaikkan pamor beras Garut tanpa menyembunyikan nama asli berasnya. Andris ingin masyarakat mengenal beras Garut dan menyukai beras tersebut.

Andris memang tidak bisa melakukan promosi besar-besaran untuk mempopulerkan beras garut. Namun, alumnus D3 Politeknik ITB Jurusan Teknik Mesin tahun 2001 ini memiliki sejumlah ide atau cara lain untuk mempopulerkan beras garut.

Minat warga luar Kabupaten Garut yang semakin tinggi dan berminat menjadikan Kabupaten Garut sebagai tujuan wisata dijadikan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Andris, beras Garut harus diolah dan dikemas sedemikian rupa sehingga jadi oleh-oleh favorit para wisatawan.

Berbekal resep nasi liwet keluarga, pengetahuan yang dimilikinya, dan minat wisatawan yang tinggi atas oleh-oleh khas Garut, Andris membuat nasi liwet instan.

Mesin heuleur milik almarhum ayahnya dia modifikasi menjadi mesin yang bisa menggiling padi menjadi lebih baik. Dengan penggilingan sebanyak tiga kali menggunakan mesin tersebut, beras Garut bisa matang dengan waktu memasak selama 20 menit saja.

Berbagai bumbu dan rempah resep keluarganya dikeringkan sehingga tidak dibutuhkan pengawet dan bisa bertahan sampai 8 bulan. Begitupun dengan pelengkap nasi liwet seperti ikan teri, asin jambal roti, petai, dan jengkol. Semuanya dikeringkan dan dikemas serapi dan sebersih mungkin.

Beras Garut, rempah, bumbu, minyak sayur, dan pelengkapnya, disusun dalam sebuah kemasan dus berlabel "Liwet 1001". Melaui sejumlah distributornya dan para wisatawan yang membeli produknya, Andris memasarkan beras Garut ke sejumlah kota besar di Indonesia. Bahkan, produknya dinikmati juga di Timur Tengah dan sejumlah negara Asia lainnya.

"Akhirnya tidak hanya dijadikan oleh-oleh. Tapi lebih banyak dikonsumsi warga kalangan menengah atas yang menyukai nasi liwet di restoran-restoran dan ingin memasaknya dengan cara praktis di rumah. Bahkan, nasi liwet ini sudah dipesan banyak oleh para calon haji," kata Andris saat ditemui di pusat produksi Liwet 1001 di Desa Samarang, Rabu (12/9/2012).

Untuk memasaknya, beras, bumbu, minyak sayur, dan pelengkapnya, tinggal dimasukkan ke penanak nasi elektronik (rice cooker). 250 gram beras liwet instan dimasak dalam 600 mililiter air selama 20 menit sedangkan 500 gram beras dimasak dalam 850 mililiter air selama 25 menit.

Setelah itu, nasi liwet pun bisa langsung dinikmati. Aroma dan rasa nasi liwet ini, tuturnya, tidak kalah dengan nasi liwet di restoran. Nasi dari beras Garut pun tersaji dengan keadaan pulen dan berukuran besar serta lezat.

Karenanya, sejumlah hotel dan restoran di Garut telah jadi pelanggan tetapnya. Minimal, hotel dan restoran itu memesan beras Garut dari tempatnya dan menggunakan bumbu liwet sendiri.

Andris yang meluncurkan produk tersebut pada Juli 2011 ini pun mendapat penghargaan dari Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, pada Anugerah Inovasi Jawa Barat (AIJB) 2012, kategori bidang pangan kategori perorangan. Ia pun semakin termotivasi memasarkan beras garut.

Kini Andris bisa memproduksi 2.000 produk Liwet 1001 per hari dan mendapat omzet Rp 20 juta per hari. Ia pun membina 200 petani padi di Kecamatan Samarang, Bayongbong, dan Tarogong, yang menanam beras garut jenis sarinah, serta mempekerjakan 60 warga di rumah industrinya. (sam/Tribun Jabar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

    Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

    Whats New
    Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

    Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

    Whats New
    Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

    Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

    Whats New
    Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

    Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

    Whats New
    InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

    InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

    Whats New
    KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

    KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

    Whats New
    BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

    BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

    Whats New
    Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

    Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

    Whats New
    Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

    Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

    Whats New
    Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

    Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

    Whats New
    BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

    BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

    Whats New
    PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

    PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

    Work Smart
    Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

    Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

    Whats New
    Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

    Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

    Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com