Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Masih Ragu ke KPK

Kompas.com - 01/11/2012, 09:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan masih ragu untuk membawa kasus pemerasan anak usaha BUMN oleh oknum anggota DPR ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya akan renungkan keinginan itu. Sebenarnya ada keinginan untuk memberantas korupsi, tapi masih ragu ke KPK," kata Dahlan saat konferensi pers di Warung Berkah Melawai, di Jakarta, Rabu (31/10/2012) malam.

Menurut Dahlan, pihaknya tidak menginginkan kasus ini menjadi sebuah kasus yang ramai. Bahkan sampai harus melibatkan banyak pihak. Dahlan tidak ingin kasus ini juga mengikis fokus dia, khususnya membenahi anak usaha BUMN.

"Saya tidak mau energi saya habis hanya karena mengurusi itu. Saya harus kerja keras memajukan BUMN," katanya.

Sekadar catatan, satu oknum DPR diduga memeras banyak BUMN, khususnya BUMN yang mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN). Dalam rapat dengan Komisi VI dan XI DPR, anggota Dewan telah menyetujui memberikan PMN ke tujuh anak usaha BUMN.

Mereka adalah PT Merpati Nusantara Airline, PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT Askrindo, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Geo Dipa Energi, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Namun, menurutnya, persetujuan PMN ini malah berbuntut pemerasan oleh anggota Dewan. Meski hanya dilakukan oleh satu oknum anggota DPR, Dahlan mengaku anggota DPR ini ternyata mewakili teman-temannya di DPR.

Sampai sekarang, Dahlan masih merahasiakan nama anggota Dewan tersebut. Tetapi, jika diminta oleh DPR untuk membeberkan di Senayan, Dahlan mengaku siap asal diundang secara resmi.

Baca Juga:
Soal Pemborosan PLN
Rugikan Negara Rp 37,6 Triliun, Ini Penjelasan Bos PLN

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

    Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

    Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

    Whats New
    Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

    Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

    Whats New
    Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Whats New
    Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

    Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

    Whats New
    Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

    Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

    Whats New
    Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

    Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

    Whats New
    Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

    Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

    Whats New
    Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

    Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

    Work Smart
    Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

    Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

    Whats New
    Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

    Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

    Whats New
    Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

    Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

    Whats New
    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

    Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com