Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Cucu Perusahaan

Kompas.com - 02/11/2012, 07:39 WIB

KOMPAS.com - Di dalam sebuah keluarga, posisi anak cucu begitu penting. Merekalah yang menjadi penyemangat hidup bagi orangtua serta kakek-neneknya. Namun, bagaimana posisi anak cucu di dalam sebuah perusahaan? Seberapa penting posisi anak cucu sehingga induk perusahaan harus memikirkan mereka?

Inilah yang sedang dipikirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Pada tahun kedua menjabat sebagai Menteri BUMN, Dahlan merasa harus menertibkan anak cucu perusahaan yang dianggap tidak sejalan dengan bisnis perusahaan induk. Pada tahun pertama, Dahlan memfokuskan diri dalam pembenahan BUMN.

Dalam pembenahan anak cucu perusahaan, Dahlan berpendapat bahwa anak perusahaan yang tidak memiliki bisnis sejalan dengan perusahaan induk bisa menyita perhatian. Dan, ada kemungkinan menggerogoti perusahaan induk.

Dia mencontohkan, PT Krakatau Steel Tbk mempunyai anak perusahaan air minum kemasan, jalan tol, meteran listrik, dan batu bata tahan api. Semua bisnis anak perusahaan ini jauh dari bisnis utama PT Krakatau Steel.

Keinginan Dahlan untuk membersihkan BUMN dari anak perusahaan yang tidak sejalan sebaiknya harus diikuti dengan pertimbangan matang. Persoalannya, tidak semua anak perusahaan itu merongrong induknya. Misalnya saja, RS Pusat Pertamina yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina. Lalu RS Pelni yang merupakan anak perusahaan PT Pelni dan RS Pindad di Bandung yang merupakan anak perusahaan PT Pindad. Keberadaan rumah sakit itu tidak saja dibutuhkan oleh karyawan dari perusahaan induk, tetapi juga sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Lahirnya anak cucu perusahaan itu tentu bukan dengan pemikiran pendek. Perhitungan bisnis yang sangat matang telah diambil. Kelahiran mereka juga bagian dari diversifikasi usaha dalam rangka memperbesar pundi-pundi pendapatan perusahaan. Bisa jadi diversifikasi usaha ini didorong oleh menteri-menteri BUMN sebelumnya. Oleh karena itu, keputusan memisahkan dari induk ini harus benar-benar matang. Keputusan untuk menjual atau melikuidasi harus dilihat dari kondisi setiap anak perusahaan.

Apabila anak perusahaan yang menguntungkan tetap harus disapih dari induknya, perlu dipikirkan apakah anak perusahaan itu bisa menjadi BUMN baru (dan tentunya ini memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat) atau disatukan dengan BUMN yang sejenis.

Selain itu, perlu dipikirkan pula soal sumber daya manusia, modal, dan aset yang terlibat dalam pendirian anak usaha itu.

Apa pun keputusan Menteri BUMN, kita tunggu saja. Masalahnya, persoalan itu masih digodok dan Dahlan mengaku rencana induk pembenahan ini belum selesai. (M Clara Wresti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

    Whats New
    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Whats New
    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Whats New
    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Earn Smart
    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Whats New
    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com