Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi, Pemerintah Jangan Mau Diatur Importir

Kompas.com - 19/11/2012, 07:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa kalangan meminta agar swasembada daging harus segera dicapai untuk mencegah spekulasi harga daging. Dalam jangka pendek, pemerintah harus segera memasok daging ke pasar. Kenaikan harga daging sapi menjelang akhir tahun ini dinilai tidak wajar.

Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum dan Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi-Kerbau Indonesia Teguh Boediyana, yang dihubungi Kompas di Yogyakarta dan Jakarta, Minggu (18/11/2012), menyatakan, pemerintah harus tegas dan konsisten dengan target pencapaian swasembada daging sapi 2014.

”Jangan mau diatur-atur oleh para importir,” kata Maksum terkait kenaikan harga daging yang terjadi sejak pekan lalu. Ia mengingatkan, untuk kesekian kalinya pemerintah dipermainkan oleh kelompok tertentu karena Indonesia tidak mandiri dalam hal pangan. Pola yang sama digunakan para importir saat terjadi kelangkaan kedelai beberapa waktu lalu.

Teguh mengatakan, dalam jangka menengah, pemerintah perlu mengajak semua pemangku kepentingan membahas ulang produksi dan kebutuhan daging nasional.

Dalam jangka pendek, pemerintah harus menekan perusahaan penggemukan dan importir daging untuk melepas sebagian stoknya.

Pemerintah juga harus terus memperbaiki berbagai persoalan yang menjadi penghambat kelancaran distribusi sapi agar disparitas harga tidak terjadi dan terlalu tinggi.

Sementara itu, pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia mencurigai ada yang memanfaatkan momentum dengan menaikkan harga daging sapi. Kenaikan harga daging menjelang akhir tahun ini dinilai tidak wajar karena harga di beberapa negara lain lebih murah daripada harga daging di Indonesia.

”Sepertinya ada yang ingin memanfaatkan momentum akhir tahun. Mereka sengaja menahan dan menjual daging dengan harga lebih tinggi daripada biasanya,” tutur Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia M Nurdin R.

Segera normal

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro memastikan, Minggu malam, para jagal sapi sudah bisa mulai bekerja kembali.

”Dari Kediri, Jawa Timur, pasokan sapi mulai melimpah. Para pembeli dari luar kota membeli dengan harga Rp 30.000 per kilogram daging sapi hidup dengan tambahan komisi Rp 150.000 kepada pedagang sapi lokal,” ujarnya.

Pantauan ke pasar sapi di Jawa Timur, kemarin pagi, menunjukkan, sapi yang keluar ke pasar normal sekitar 90 persen atau sama dengan pasokan sebelum Hari Raya Kurban.

Menurut Syukur, stok sapi saat ini cukup. Stok di perusahaan penggemukan sekitar wilayah Jabodetabek mencapai 130.000 sapi. Jumlah itu terdiri dari 38.000 sapi lokal dan 92.000 sapi eks impor. Pada November-Desember 2012 akan masuk lagi sisa impor kuartal IV sebanyak 15.000 sapi.

Dalam waktu dekat, apabila dibutuhkan akan dipasok 5.000 sapi siap potong dari Nusa Tenggara Barat untuk pasar Jabodetabek. Pengangkutannya sedang dijajaki kerja sama dengan TNI AL dan Kementerian Perhubungan. Para asosiasi peternak sapi juga akan mendorong anggotanya untuk melepas sapi ke pasar.

Sementara itu, di Jakarta dilaporkan, harga daging sapi dari kelas medium hingga premium di hipermarket dan supermarket kini menembus Rp 135.000 per kilogram hingga Rp 150.000 per kilogram dari sebelumnya pada bulan Agustus harganya Rp 80.000 sampai Rp 90.000 per kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com