Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Ratusan Juta dari Broker Waralaba

Kompas.com - 28/12/2012, 09:07 WIB

KOMPAS.com - Bisnis waralaba terus menggeliat dalam beberapa tahun terakhir. Minat orang terhadap waralaba ini juga membawa berkah bagi para broker atau agen pemasaran waralaba. Tak heran, bila bisnis broker waralaba semakin moncer.

Biasanya, selain bisnis waralaba, broker ini juga memasarkan bisnis dengan skema kemitraan atau business opportunity (BO). Salah satu pemain yang berprofesi sebagai broker waralaba adalah Sidik Rizal di Jakarta.

Ia telah terjun ke bisnis ini sejak tahun 2008. Sebelum bergelut dengan dunia broker waralaba, ia bekerja sebagai seorang desain grafis di perusahaan biro periklanan. Namun, karena tak suka menjadi karyawan, ia pun terpikir membuat usaha sendiri.

Awalnya, Sidik fokus menawarkan keahliannya membuat website ke sejumlah pelaku usaha. Kebetulan, banyak kliennnya yang menawarkan kerjasama waralaba dan kemitraan.

Salah satu kliennya pertamanya adalah Pecel Lele Lela. Setelah kerap membuatkan website, Rizal pun semakin akrab dengan dunia usaha. Ia banyak belajar mengenai waralaba dan kemitraan.

Sejak itu, bisnisnya berkembang dari sekadar membuatkan website menjadi broker franchise. Untuk menjaring klien, Rizal getol mendekati para pelaku usaha. Ia menceritakan, pada awal-awal menjadi broker, dirinya sempat berkeliling di daerah Bekasi, Jawa Barat, guna mencari klien.

Jika melihat ada usaha yang prospek dikembangkan, Rizal mengajak si pemilik usaha untuk bekerjasama mengembangkan bisnis melalui skema waralaba.

Sebagai seorang broker, Rizal akan memoles usaha tersebut agar menarik ditawarkan ke para investor. Secara teknis, banyak hal yang dilakukannya demi memperbaiki citra usaha yang akan dijualnya.

Di antaranya, membuatkan standar operasional untuk usaha tersebut, termasuk membantu mengubah manajemen usahanya.

Selain itu, fungsi broker ini membantu menyediakan karyawan sesuai kebutuhan. Rizal juga membuatkan konsep desain interior yang baru ke kliennya.

Terakhir, tentu saja membuatkan website. Setelah semuanya siap, barulah Rizal memasarkan usaha tersebut. Ada satu tips yang dimilikinya agar usaha kliennya bisa berkembang dalam konsep kemitraan.

Yakni, memaksimalkan peran media sebagai saluran pemasaran, baik media elektronik maupun internet. Menurut Rizal, proses yang dibutuhkan untuk mengubah usaha biasa menjadi waralaba sekitar satu bulan sampai tujuh bulan.

Biaya yang dipungut sebagai broker sangat bervariatif. Untuk usaha kecil yang mengusung konsep booth, Rizal biasanya memungut biaya antara Rp 5 juta– Rp 15 juta.

Biaya untuk usaha menengah sekitar puluhan juta, dan kelas restoran bisa sampai ratusan juta. "Untuk kelas restoran ini, biaya paling mahal sampai Rp 500 juta per paket," tutur Rizal.

Di luar itu, Rizal juga mendapat komisi dari setiap investor yang bergabung sebagai terwaralaba atau mitra. Besaran komisinya 5 persen–10 persen dari nilai paket investasi. Dari usaha ini, Rizal bisa mengantongi omzet Rp 100 juta per bulan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

    Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

    Whats New
    Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

    Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

    Whats New
    Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

    Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

    Work Smart
    OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

    OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

    Whats New
    3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

    3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

    Spend Smart
    5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

    5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

    Whats New
    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Earn Smart
    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Whats New
    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Whats New
    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Whats New
    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

    Whats New
    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com