Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Lompat Pulau di NTT

Kompas.com - 22/01/2013, 14:12 WIB

KOMPAS.com - Bagi Anda yang belum pernah ke Pulau Flores atau Nusa Tenggara Timur (NTT), pergilah terbang ke sana. Bisa dimulai dengan turun di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Nama Sikka terkenal dengan tenun ikat Sikka. Di pantai pinggir laut kota ini bersusun rumah-rumah pondok. Di situ ibu-ibu tampak menenun dengan cara tradisional yang tak berubah dari ratusan tahun.

Menenun ikat memang merupakan salah satu kegiatan sehari-hari dan menjadi mata pencaharian utama. Dan, dewasa ini sedang berlangsung satu program yang didisain oleh masyarakat: mewariskan pada orang-orang muda tradisi menenun.

Bersamaan itu, juga semacam ’gerakan’ membuat orang muda agar menyenangi dan meneruskan warisan tradisi-tradisi seni budaya, dari musik hingga tari-tarian tradisional.

Berbelanja kain tenun ikat Sikka bisa dilakukan di banyak tempat di daerah ini. Di tempat-tempat pantai di mana mereka menenun, di situ juga dipajang bergantungan pada tali memanjang, seperti jemuran, hasil-hasil tenun ikat itu. Tiap lembar ada yang dikerjakan dalam sebulan, dua bulan, atau bahkan lebih. Makin lama jumlah hari pengerjaannya, harga jualnya makin tinggi.

Dari Maumere dengan mobil, akan mencapai danau tiga warna yang sudah lama terkenal lantaran selalu dipromosikan: Kelimutu. Rasanya sudah tiga puluh tahun lebih Danau Kelimutu selalu ditampilkan di setiap brosur, iklan, bahkan buku-buku pariwisata. Sekitar tiga setengah jam sampailah kita di satu pelataran parkir.

Dinamai Taman Parkir Casuarina Loka, luasnya bisa memuat 20 mobil dan 30 sepeda motor. Di situ ada yang disebut sebagai pendopo, shelter untuk istirahat dan toilet. Memang, yang disebut pendopo, shelter dan toilet ini tampak sekadar pondok berkisar 2 x 2,5 meter, seperti ringkih sudah terlalu tua.

Di situ seorang ibu berjualan minuman kemasan kaleng atau botol, minuman kopi atau teh hangat dari air termos, nyaris tak ada tempat duduk untuk isitirahat, tapi di situ pula kembali kain-kain tenun ikat digantung sekadarnya: itu barang jualan. Dan harganya per kain bergerak dari Rp 150.000 sampai Rp 400.000.

Ketika itu kita teringat di dunia pariwisata pun diperlukan empati: andaikan kita adalah wisman. Tiba di tempat atau destinasi yang sudah ’kesohor’, biasanya turis disambut oleh satu bangunan dengan ruangan selamat datang; bisa melihat selintas informasi tentang Danau Kelimutu, biasanya juga tersedia maket atau peta situasi.

Kalau pun ada barang suvenir semacam kain tenun ikat, tentulah tersajikan rapih dengan etalase yang enak dipandang mata. Bangunan yang berfungsi welcoming terhadap tamu yang datang berkunjung, niscaya bukan memerlukan yang mewah. Rapi, bersih, berwarna yang ramah, dan petugas atau penjual barang di situ pun ramah serta antusias berkomunikasi dengan tamu pendatang. Jadi, pintu gerbang Kelimutu memerlukan suasana semacam itu.

Dari taman parkir, wisatawan dipandu oleh guide lokal, berjalan mendaki santai sekitar sekilometer menuju puncak Gunung Kelimutu. Puncak itu disebut Inspiration Point. Sejak dari kota Maumere hingga ke puncak Gunung Kelimutu, kemudian ketika sudah berada di Labuan Bajo, setiap kali berkomunikasi dengan penduduk, keramahtamahan masyarakat berbicara selalu menyejukkan di telinga kita.

Sepanjang perjalanan darat di Pulau Flores, hijaunya lingkungan memperlihatkan sumber daya alam yang subur. Anda dapat turun sejenak di beberapa lokasi di perjalanan untuk menyaksikan pohon kakao alias pohon buah cokelat, pohon jambu mente, pohon buah kemiri. Sebagian wisatawan memang turun lalu menyentuh pohon dan buah cokelat itu dengan jari tangan sendiri.

Wisman memang adakalanya memilih over-land tour dari Maumere sampai Labuan Bajo. Durasi tur tersebut antara lima sampai tujuh hari. Di tengah perjalanan menginap di Ende dan di Bajawa.

Ada juga yang sebelumnya berkunjung ke Larantuka, biasanya bersifat wisata religi. Tur religi Katolik ke kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur sudah lumayan dikenal di dunia pariwisata.

Labuan Bajo

Kota pesisir ini sungguh memerlukan empati pula. Wisatawan yang datang niscaya bertujuan hendak melihat komodo. Biasanya berangkat pagi-pagi sekitar pukul enam, dua jam kemudian sudah tiba di Pulau Komodo atau Rinca. Maka, total tur menyaksikan Komodo itu pun cukup dengan menghabiskan waktu setengah hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com