Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendag: Waspadai Defisit Neraca Perdagangan

Kompas.com - 04/02/2013, 14:04 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi meminta kepada setiap pemangku kebijakan agar mewaspadai neraca perdagangan dalam negeri. Sebab, neraca perdagangan Indonesia saat ini terus mengalami defisit.

Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2012 mengalami defisit 155,1 juta dollar AS, atau sedikit menurun dari defisit bulan lalu sebesar 0,6 miliar dollar AS. Defisit ini dipicu oleh defisit perdagangan migas 743,8 juta dollar AS, sementara neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus 588,7 juta dollar AS. Sehingga, neraca perdagangan Januari-Desember 2012 defisit 1,6 miliar dollar AS.

Terjadinya defisit neraca perdagangan ini dipicu oleh peningkatan defisit perdagangan migas yang mencapai 5,6 miliar dollar AS. Sementara perdagangan di sektor nonmigas mengalami surplus 4 miliar dollar AS.

"Peningkatan defisit perdagangan migas kita tahun ini perlu disikapi secara serius. Sebab neraca perdagangan migas kita di tahun lalu sempat surplus 775,5 juta dollar AS," kata Bayu saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (4/2/2013).

Menurut Bayu, dampak kondisi perekonomian global yang belum membaik menyebabkan tekanan terhadap kinerja perdagangan di banyak negara. Bahkan ada beberapa negara yang neraca perdagangannya memburuk antara lain Thailand, Hongkong yang meningkat masing-masing 136,1 persen dan 9,4 persen.

Begitu juga dengan Brasil dan Korea Selatan yang mencatatkan penurunan surplus perdagangan masing-masing 34,8 persen dan 8,2 persen.

Sementara itu, negara yang neraca perdagangannya masih membaik adalah China yang mencatatkan surplus 47,5 persen. Di pasar China, Indonesia menempati posisi ke-14 sebagai negara dengan tujuan ekspor China tahun 2012 dengan kontribusi sebesar 1,7 persen terhadap total ekspor China.

Indonesia termasuk negara tujuan ekspor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan ekspor China, selain Hongkong, Rusia, Singapura dan Amerika Serikat.

"Hampir semua produk utama ekspor China mengalami peningkatan di 2012," tambahnya.

Beberapa produk utama ekspor China yaitu furnitur, optik, plastik, alas kaki, kendaraan dan mesin elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com