Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Visi Perry Warjiyo Jadi Deputi Gubernur BI

Kompas.com - 14/03/2013, 15:18 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, salah satu kandidat Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Ada enam visi yang dikemukakannya di hadapan Komisi XI DPR.

Menurut Perry, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi kendala khususnya dalam hal neraca perdagangan yang masih mengalami defisit. Selain itu, hal ini juga menyebabkan nilai tukar rupiah sedikit melemah.

"Sehingga secara umum fokus saya ke depan adalah stabilisasi nilai tukar rupiah, pengendalian inflasi dan mendorong stabilitas sistem keuangan," kata Perry di Komisi XI Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Untuk menghadapi dua tantangan utama perekonomian Indonesia itu, Perry menjelaskan ada enam visi misi yang bisa dilakukan sebagai penjabaran. Pertama, memperkuat kebijakan pengendalian inflasi dan melanjutkan kebijakan suku bunga rendah. Menurut Perry, kebijakan ini dinilai penting untuk mendorong ketahanan ekonomi nasional.

Perry ingin agar inflasi bisa lebih rendah dari target selama ini yaitu 4,5 plus minus 1 persen. Serta untuk kebijakan suku bunga diarahkan menjadi suku bunga single digit.

Kedua, menstabilisasi nilai tukar rupiah dan pendalaman masalah valuta asing (valas). Ini bisa dilakukan dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan sebagainya.

Ketiga, bagaimana merumuskan kebijakan makro prudensial dan bagaimana mengkoordinasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kebijakan makro prudential ini mencakup pengendalian kredit, penguatan akses keuangan dan mengintegrasikan kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian dalam negeri," tambahnya.

Keempat, penguatan peran Bank Indonesia untuk mendorong sektor riil, UMKM dan ekonomi daerah.

Kelima, koordinasi dengan pemerintah khususnya dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini dikhususkan untuk pengendalian inflasi di daerah sekaligus mengkoordinasikan kebijakan moneter dan fiskal yang ada.

Keenam, memperkuat organisasi dan sumber daya manusia (SDM). Apalagi dengan pengalihan pengawasan perbankan dari bank sentral ke OJK, maka pengawasan sistem keuangan akan menjadi satu atap. Sementara bank sentral akan fokus menata moneter dengan segala kebijakannya dan SDM-nya.

"Dari enam visi misi yang ada, yang terpenting adalah masalah komunikasi yang harus diperkuat baik kepada media, pelaku ekonomi hingga DPR. Dari situlah, aspirasi masyarakat bisa ditangkap dengan baik dan ditindaklanjuti dengan merumuskan kebijakan untuk membangun BI ke depan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com