Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpang Siur Nasib Investasi Lautan Emas Mulia

Kompas.com - 19/03/2013, 07:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nasib investasi emas PT Lautan Emas Mulia (LEM) masih simpang siur. Para agen LEM pun menanti kepastian dari manajemen perusahaan ini.

Jay, yang mengaku sebagai staf operasional Lautan Emas Mulia menyatakan, tidak ada masalah yang terjadi pada bisnis jual beli dan investasi emas LEM hingga kini. Ia mengakui, pekan lalu memang ada pertemuan antara manajemen LEM, agen, dan investor. Namun, kata dia, itu hanya pertemuan rutin mingguan.

Namun, pernyataan Jay tersebut tidak senada dengan sejumlah agen dan karyawan LEM di daerah. Hendri, agen penjual LEM di Jakarta mengatakan, LEM memang sedang menghadapi masalah. Ini adalah buntut dari tren penurunan harga emas.

Hendri mengakui, saat ini manajemen dan agen intens berkoordinasi. "Belum ada pernyataan resmi dari manajemen kepada nasabah," ujar Hendri, kemarin.

Salah satu agen penjual LEM lain yang namanya tak mau disebut mengatakan, LEM telah gagal bayar. Ketidakpastian dari manajemen ini membuat agen penjual dan cabang LEM di sejumlah daerah kebingungan.

Yonathan, agen penjual dari Bandung mengaku masih menunggu penjelasan dari kantor pusat. Diana, costumer services LEM Cabang Bandung, mengatakan, ada masalah yang sedang melilit LEM. Sejak dua minggu lalu, LEM belum membayar kewajiban bunga kepada nasabah.

Alasannya, banyak investasi yang sudah jatuh tempo sementara investasi yang masuk berkurang. “Nasabah komplain sejak seminggu kemarin. Terlebih lagi, pemberitaan PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) membuat nasabah kami khawatir,” kata Diana.

Selain di Bandung, LEM juga memiliki cabang di Serpong, Medan, Palembang, dan Cirebon. Namun, ketika KONTAN mendatangi kantor cabang LEM di Serpong, Tangerang, ternyata telah tutup sejak Rabu (13/3/2013).

Sepengetahuan Diana, manajemen pusat di Jakarta sedang membahas kemungkinan perubahan bunga serta skema pembayaran bonus kepada nasabah. Selama ini, LEM menawarkan skema investasi dengan jangka waktu 3, 6, dan 12 bulan. Minimal investasi sebesar 100 gram emas, dengan harga per gramnya Rp 738.800.

Untuk jangka waktu tiga bulan bonus yang ditawarkan sebesar 1,25 persen per bulan, lalu investor yang berinvestasi 6 bulan mendapat bunga sebesar 2 persen per bulan. Adapun untuk waktu satu tahun, nasabah dijanjikan rebate 30 persen per tahun.  (Dina Farisah, Agung Jatmiko/Kontan)

Ikuti artikel lainnya di Topik: Waspada Investasi Bodong

Baca juga:
Marak, Investasi Emas Imbal Hasil Tetap
Hatta: Kalau Investasi Itu Bodong, Sikat Saja
Investasi Skema Ponzi
Ini Daftar Investasi Bodong yang Sudah Makan Korban

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

    Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

    Whats New
    Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

    Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

    Whats New
    Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

    Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

    Whats New
    Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

    Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

    Whats New
    BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

    BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

    Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

    Whats New
    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Work Smart
    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Whats New
    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Whats New
    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com