Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Hotel Baru di Bogor Terus Melonjak

Kompas.com - 26/03/2013, 12:00 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) untuk hotel baru di Kota Bogor, Jawa Barat, awal 2013 naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu. Kota Bogor dinilai menarik bagi pengguna jasa perhotelan untuk kepentingan rapat dan konvensi, ataupun liburan. Namun, potensi ini harus dikendalikan agar tidak merusak identitas Bogor sebagai kota pusaka.

Berdasarkan data Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bogor, hingga akhir Februari 2013, sudah ada empat izin hotel baru diterbitkan. Jumlah itu belum termasuk dua pengajuan izin peruntukan penggunaan tanah (IPPT) untuk hotel yang sedang dibahas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor.

Pada periode serupa tahun 2012, ada dua izin hotel baru yang dikabulkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Adapun selama 2012, ada delapan izin mendirikan bangunan (IMB) hotel yang diterbitkan Pemkot Bogor.

"Pengajuan itu tentu sudah ada studi kelayakan. Dan karena pengusaha mengajukan izin, tentu karena merasa di Kota Bogor usaha ini bagus," kata Sekretaris Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bogor Deni Sediawan, Senin (25/3/2013).

Bagi pengusaha perhotelan yang sudah beroperasi di Kota Bogor, penambahan hotel baru itu masih bisa diterima. Namun, jika terus bertambah, menurut Sekretaris Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Kota Bogor Didik Soepardi, dapat menyebabkan jasa perhotelan di Kota Bogor terlalu "padat". Saat ini, tingkat hunian kamar pada hotel di Kota Bogor rata-rata 60 persen.

"Perlu pengembangan pasar. Artinya, hotel yang baru juga membuka pasar baru agar jadi persaingan sehat, bukan mengambil pasar yang saat ini sudah ada," katanya.

Selain itu, dia mengusulkan Pemkot Bogor untuk mendistribusikan lokasi hotel baru, sehingga tidak terkumpul di jalan tertentu saja. Dia khawatir, hal ini juga dapat mengganggu kenyamanan pengguna jalan karena lalu lintas di kawasan akan menjadi terlalu padat.

Identitas kota

Menurut Ernan Rustiadi, peneliti senior Pusat Pengkajian, Perencanaan, dan Pengembangan Wilayah, Institut Pertanian Bogor, pertumbuhan hotel yang pesat ini sejalan dengan posisi Bogor sebagai kota jasa, terutama jasa pariwisata. Namun, dia mengingatkan Pemkot Bogor agar mengatur ketat.

Menurut Ernan, hotel itu sebaiknya tidak berada terlalu dekat dengan Kebun Raya Bogor. Dia khawatir pertumbuhan hotel ataupun bangunan komersial yang terlalu dekat dengan Kebun Raya Bogor dapat mengancam pusaka Bogor itu.

Dia mencontohkan, beberapa pekan terakhir, sebagian warga Kota Bogor marah karena Pemkot Bogor mengeluarkan IMB hotel baru yang begitu dekat dengan Tugu Kujang, ikon sekaligus penanda kota.

Panorama Gunung Salak

Ketinggian hotel di Bogor saat ini jauh melebihi Tugu Kujang. Selain itu, ketinggian hotel itu juga mengganggu sudut pandang terbaik untuk melihat Gunung Salak, salah satu ikon dalam lambang Kota Bogor.

"Jangan sampai menjadi paradoks. Industri jasa pariwisata yang tumbuh karena Kota Bogor dianggap menarik karena memiliki nilai sejarah dan heritage justru mengancam identitas Bogor sebagai kota pusaka," katanya.

Kepala Subbidang Tata Ruang pada Bappeda Kota Bogor Setiyoso mengaku tidak dapat melarang pertumbuhan usaha. Namun, dia menilai semua IMB hotel yang dikeluarkan sudah melalui proses kajian analisis mengenai dampak lingkungan.

Sementara itu, untuk ketinggian hotel, kata Setiyoso, mengacu pada regulasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan. Untuk kasus hotel di dekat Tugu Kujang, dia mengaku sudah mendapat rekomendasi ketinggian maksimal hotel itu dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja, Bogor.

Dia juga menambahkan, saat ini pihaknya masih mengkaji kebutuhan hotel di Kota Bogor berdasarkan jumlah wisatawan yang berkunjung beberapa tahun terakhir disandingkan dengan tingkat hunian hotel. Selain itu, dia mengaku Bappeda Kota Bogor akan mengarahkan hotel baru ke arah Wangun di Bogor Timur. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com