Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Sebuah Buaian

Kompas.com - 06/05/2013, 11:25 WIB

KOMPAS.com -  Angka indah pada indikator makroekonomi Indonesia untuk beberapa waktu telah meninabobokan. Pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Namun, ini seharusnya sekaligus menjadi momentum tepat bagi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan mendasar masyarakat yang selama ini terkubur oleh indahnya angka indikator makroekonomi.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, pekan lalu, pemerintah masih memasang target optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 sebesar 6,8 persen. Target angka kemiskinan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2009-2014 adalah 8-10 persen per tahun 2014. Data terakhir, September 2012, menunjukkan angka kemiskinan 11,66 persen atau sekitar 28,6 juta jiwa.

Sementara itu, masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu II tinggal 18 bulan. Artinya dengan tren penurunan angka kemiskinan yang kian melambat, target pasti gagal tercapai jika pemerintah tak membuat terobosan. Pada tahun 2009, penduduk miskin yang terentaskan 2,43 juta jiwa atau 1,27 persen dari total penduduk. Tahun 2010-2012, berturut-turut kian surut, yakni 1,51 juta jiwa atau 0,82 persen, 1 juta jiwa atau 0,84 persen, dan terakhir 0,89 juta jiwa atau 0,53 persen.

Pada sisi lain, kesenjangan pendapatan kian melebar. Rasio Gini tahun 2012 adalah 0,41 atau tertinggi dalam 50 tahun terakhir sejarah Indonesia. Hal ini tecermin pada tingkat kemiskinan di 17 dari 33 provinsi pada tahun 2012 yang di bawah rata-rata nasional. Indeks pembangunan manusia di 18 provinsi di bawah rata-rata nasional.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang menjadi indikator derajat kesehatan suatu negara juga jauh dari target tujuan pembangunan milenium (MDG) tahun 2015. Capaian AKI masih 228 per 100.000 kelahiran hidup dari target maksimal 102. AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup dari target maksimal 22.

Di bidang pendidikan, dari sisi infrastruktur, jumlah ruang kelas rusak untuk sekolah dasar masih 27.970 unit dan sekolah menengah pertama 11.215 unit.

Di bidang sanitasi dan akses air bersih berkelanjutan, realisasinya di luar jalur. Pada tahun 2011 sebanyak 55,6 persen penduduk memiliki akses sanitasi layak. Triwulan I-2012, persentasenya hanya bertambah menjadi 56,24 persen. Padahal target MDG adalah 62,41 persen per 2015. Potret lebih buruk terjadi pada akses berkelanjutan terhadap air bersih. Pada tahun 2011 sebanyak 42,76 persen penduduk memiliki akses ke air bersih. Triwulan I-2012, persentasenya turun menjadi 41,66 persen. Padahal target tahun 2015 adalah 68,87 persen.

Alarm sudah meraung. Kini waktunya untuk bertindak jitu meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi. (FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

    Earn Smart
    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

    Whats New
    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

    Whats New
    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

    Whats New
    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

    Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

    Whats New
    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

    Spend Smart
    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

    Whats New
    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

    Whats New
    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

    Whats New
    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

    Whats New
    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

    Earn Smart
    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

    Whats New
    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com