Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Bank Ini Mem-PHK 189.000 Karyawan

Kompas.com - 03/06/2013, 10:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Sebanyak empat bank terbesar di Inggris akan melakukan pemangkasan karyawan sekitar 189.000 orang hingga akhir tahun 2013. Hal ini seiring dengan merosotnya pendapatan perbankan akibat krisis utang Eropa yang berkepanjangan.

Pemangkasan karyawan perbankan ini mulai dari staf terendah hingga ke level pucuk pimpinan. Pemangkasan karyawan tersebut menjadi sentimen buruk karena membawa tingkat pekerjaan di Inggris ke level terendahnya dalam sembilan tahun terakhir.

Keempat bank tersebut adalah Royal Bank of Scotland Group Plc (RBS), HSBC Holdings Plc (HSBA), Lloyds Banking Group Plc (Lloy), dan Barclays Plc (BARC). Keempat bank ini hanya akan mempekerjakan sekitar 606.000 karyawan di seluruh dunia pada akhir 2013. Bila dibandingkan dengan jumlah pekerja pada 2008, jumlah tersebut menurun 24 persen dari 795.000 karyawan.

Namun, jumlah tersebut masih lebih tinggi dibanding jumlah pekerja dari keempat bank itu di tahun 2004 sebesar 594.000 secara global.

Rincian pemangkasan karyawan tersebut adalah HSBC akan memangkas biaya operasional karyawan sebesar 3 miliar dollar AS atas 14.000 orang karyawannya yang dipecat di tahun ini. Pemangkasan karyawan ini akan dilakukan bertahap hingga 2016. Sejak 2008 hingga akhir 2013, HSBC akan memangkas sekitar 59.000 pekerja.

RBS, bank terbesar milik Pemerintah Inggris akan memangkas 78.000 karyawan sejak 2008 hingga 2013 ini.

Adapun Barclays akan memangkas 3.700 pekerja. Hal ini membuat Barclays menghemat  biaya operasional perusahan sekitar 1,7 miliar euro di tahun ini. Jika dihitung sejak 2008, Barclays memangkas karyawan sebanyak 20.800 pekerja.

Sementara itu, Lloyds akan memangkas sekitar 31.000 pekerja sejak 2008 hingga akhir tahun ini. Jumlah tersebut termasuk 2.340 karyawan yang dipangkas di tahun ini saja.

Analis Olivetree Securities Ltd di London Simon Maughan mengatakan, industri perbankan di Inggris mengalami tekanan dari investor karena harus mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak perlu sebab pendapatan perbankan sendiri juga menurun. Pencapaian pendapatan total dari keempat bank tersebut di 2012 sebesar 164 miliar dollar AS, turun 13 persen dibanding tahun 2008.

Dalam periode tersebut, biaya operasional memang mengalami kenaikan sehingga menggerus pendapatan.

Dosen senior bidang perbankan di Manchester Business School Ismail Erturk menambahkan, penurunan tenaga kerja ini didorong oleh tiga hal yaitu krisis ekonomi, bisnis produk investasi di perbankan itu tidak menghasilkan pendapatan signifikan, dan bank ingin memangkas karyawan sebagai dampak kejar target keuntungan dari pemegang saham.

Namun, Erturk menyarankan agar bank-bank ritel tersebut memiliki karyawan terampil untuk dapat menjual produk-produk investasinya. "Sebab perbankan harus memiliki tenaga kerja berkualitas agar mampu menjelaskan produk kepada masyarakat. Jika hanya menjadi biaya perusahaan, maka harus dipangkas," kata Erturk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com