Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Impor Kedelai Tidak Rugikan Petani

Kompas.com - 17/09/2013, 14:02 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan kebijakan impor kedelai ini jangan sampai merugikan petani domestik. Impor kedelai tersebut untuk menstabilkan harga di pasar.

"Harga yang kita tuju adalah yang bikin petani kedelai untung, tapi bisa dijangkau oleh para pengrajin tahu dan tempe. Jangan ada yang dirugikan," kata Presiden seperti dikutip dari akun twitternya (@SBYudhoyono) di Jakarta, Selasa (17/6/2013).

Presiden mengaku memantau perkembangan harga kedelai di masyarakat, terutama soal kekurangan pasokan kedelai di pasar sekaligus untuk memenuhi pasokan bagi pengrajin tahu dan tempe. Sesuai dengan perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia, kebutuhan masyarakat terutama kedelai juga meningkat. Masalahnya, kebutuhan kedelai domestik banyak dipasok dari impor.

Setiap tahun, kata Presiden, total kebutuhan kedelai domestik mencapai 2,5-3 juta ton kedelai. Namun, kedelai domestik hanya mampu memasok 800.000 ton. Sisanya, harus dipasok dari impor.

"Kekurangan pasokan kedelai kita mencapai 65 persen dari kebutuhan. Kebijakan dan tindakan pemerintah adalah meningkatkan produksi dalam negeri. Namun untuk sementara kekurangannya kita beli dari negara lain," tambahnya.

Saat ini, negara produsen utama kedelai adalah Amerika Serikat dan Brazil. Masalahnya, saat terjadi gangguan iklim dan persoalan global lainnya, harga kedelai juga ikut naik. Presiden berharap petani mau menanam lagi kedelainya, meski baru sekarang ini harga kedelai mencapai Rp 7.000 per kg.

"Saya harap importir dan pedagang kedelai tidak melakukan hal-hal yang membuat harga kedelai naik secara tidak wajar. Ingat rakyat kita," jelasnya.

Presiden saat ini terus memerintahkan para menteri terkait untuk menjelaskan kepada rakyat mengapa harga kedelai tinggi dan apa yang pemerintah lakukan untuk mengatasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com