Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Momentum Kepemimpinan Indonesia di APEC 2013 untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat

Kompas.com - 23/09/2013, 12:06 WIB
advertorial

Penulis

Situasi Ekonomi Global

Setelah mengalami kejayaan selama era modernisasi sejak 1980 sampai 2000, negara-negara maju di belahan Amerika dan Eropa kini mengalami krisis dan kemandekan ekonomi yang bahkan melumpuhkan generasi muda untuk berpartisipasi dalam roda ekonomi negara mereka. Sebaliknya, negara-negara berkembang yang sebagian besar terletak di kawasan Asia Pasifik justru menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dengan populasi kelas menengah yang besar terus bertambah.  

Meskipun kawasan Asia Pasifik relatif lebih stabil, namun krisis ekonomi terus mengancam dengan frekuensi yang semakin sering dan dampak yang semakin dalam. Di tren perekonomian sebelumnya, krisis yang terjadi tahun 1950an, baru terulang kembali pada tahun 1970-1980an. Belakangan, jeda waktu timbulnya krisis ekonomi kian pendek.  Buktinya,  krisis yang terjadi pada tahun 2000, kemudian disusuli oleh beberapa krisis lanjutan di tahun 2004 dan 2008.

Secara garis besar, situasi ini didefinisikan sebagai “The Great Uncertainty” di mana negara-negara di dunia semakin terhubung, sumber daya alam semakin mahal dan langka serta peran pemerintah yang semakin besar dalam pengelolaan pasar. Untuk itu, kerja sama yang solid dalam suatu kawasan menjadi sangat penting dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat di negara-negara dalam kawasan tersebut.

APEC:  Garda Terdepan Pertumbuhan Ekonomi

APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) merupakan ajang pertemuan para pelaku bisnis dan pemimpin ekonomi berpengaruh di kawasan Asia Pasifik yang diharapkan mampu membentuk strategi bisnis dan kebijakan relevan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan tersebut.

Mengusung tema besar “Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy”, peran Indonesia sebagai tuan rumah dan ketua APEC sangat penting dalam memfasilitasi dan mengemukan agenda yang telah disusun dalam pertemuan APEC CEO Summit (5-7 Oktober 2013) dan akan diteruskan ke KTT APEC (7-8 Oktober 2013).

Melanjutkan Bogor Goals yang dicetuskan pada KTT APEC 1994, Indonesia sebagai ketua APEC tahun ini, Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk mendukung rencana strategis serta pembuatan kebijakan yang mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di masa mendatang.

Momentum ini sekaligus menunjukkan kekuatan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia yang didukung oleh 45 juta orang dari kelas menengah, di mana 53% populasinya terdapat di kota yang dapat berkontribusi terhadap 74% GDP nasional. Selain itu, Indonesia memiliki 55 juta tenaga kerja terampil yang mampu menciptakan kesempatan sebesar US$0,5 triliun untuk pasar konsumen, pertanian, perikanan dan pendidikan.

Dengan potensi yang sedemikian besar, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dilakukan Indonesia untuk memaksimalkan potensinya dan memanfaatkan momentum luar biasa sebagai pemimpin APEC tahun ini.

Rekomendasi ABAC kepada Pemimpin APEC

ABAC (APEC Business Advisory Council) sebagai perwakilan sektor bisnis bertugas memberikan masukan berkualitas kepada para pemimpin Ekonomi APEC, sehingga dapat menghasilkan kebijakan nyata yang dapat diaplikasikan bagi pertumbuhan ekonomi  dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut ABAC, terdapat empat pekerjaan rumah Indonesia yang sangat penting untuk segera diselesaikan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu: terciptanya stabilitas politik, perluasan tingkat pendidikan bagi masyarakat, kepastian hukum, dan pembangunan infrastruktur. Dalam melakukan pekerjaan rumah tersebut, ABAC telah melakukan beberapa kali diskusi yang hasilnya akan disampaikan saat dialog dengan Pemimpin APEC di Bali pada Oktober 2013 mendatang. Beberapa pandangan tersebut antara lain:

Pertama, perlu diciptakannya pandangan tentang rantai nilai global (global value chain). Saat ini, pembahasan tentang tarif bukan menjadi titik utama yang harus diperdebatkan; melainkan lebih jauh lagi Ekonomi-Ekonomi APEC harus mampu menciptakan model bisnis yang merangkum kebutuhan logistik, produksi, dan investasi dengan kerangka global value chain. Pemikiran ini berdasarkan atas fakta bahwa saat ini, sangat jarang suatu negara mampu memproduksi barang mulai dari pengadan bahan baku hingga menjadi barang jadi. Sebaliknya, yang terjadi adalah proses produksi tersebar di berbagai negara sesuai dengan keahlian dan potensi masing-masing. Untuk itu, penting bagi Indonesia untuk menunjukkan keahliannya dalam bidang tertentu sebagai competitive advantage yang dibutuhkan oleh negara lain.

Kedua, mengedepankan sektor jasa ke dalam bisnis. Sektor jasa merupakan sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan. World Trade Organization (WTO) memperkirakan bahwa 50% perdagangan dunia terletak di sektor jasa, namun sayangnya masih belum menjadi perhatian utama APEC. Untuk itu, ABAC menyarankan kepada para Pemimpin APEC untuk mengembangkan kebijakan yang efektif di sektor jasa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com