Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Investasi di Indonesia Bikin Candu

Kompas.com - 06/10/2013, 14:28 WIB
Didik Purwanto

Penulis


NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, berinvestasi di Indonesia bisa menyebabkan candu. Chatib mengingatkan kepada investor bahwa perlu berhati-hati dalam berinvestasi di Indonesia.

"Berinvestasi di Indonesia adalah hal yang berbahaya karena menyebabkan kecanduan," kata Chatib di sela acara APEC CEO Summit di Bali International Convention Center, Bali, Minggu (6/10/2013).

Chatib menegaskan kecanduan berinvestasi di Indonesia ini disebabkan karena imbal hasil (yield) investasi di dalam negeri ini masih lebih tinggi dibanding negara lain. Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil dan selalu di atas 5 persen per tahun.

Dengan kondisi itu, Indonesia menjadi peluang besar bagi investor asing agar mau berinvestasi di dalam negeri. Bagaimanapun, jika dibanding dengan negara-negara G20 lainnya, Indonesia masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

"Kondisi ekonomi Indonesia dari segala sisi masih sangat menjanjikan, meski ada berbagai masalah," tambahnya.

Masalah yang dimaksud Chatib adalah defisit transaksi berjalan yang saat ini sudah mulai surplus meski tipis, pelemahan nilai tukar rupiah, inflasi tahunan yang masih tinggi dan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih terpengaruh dari pasar global.

Untuk mengatasi masalah tersebut, memang pemerintah sudah mengambil kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Juni lalu. Serta merilis paket kebijakan ekonomi untuk merespon ketidakpastian kondisi global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com