Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APEC Tak Berdampak bagi Kemajuan Koperasi RI?

Kompas.com - 07/10/2013, 16:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Studi Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I) memandang pesimistis kontribusi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) terhadap pembangunan ekonomi inklusi versi koperasi.

Pengamat LSP2I, Ilham Nasai, mengatakan, APEC Summit 2013 kurang membawa manfaat lantaran Indonesia hanya dijadikan sebagai obyek pelaku usaha perdagangan. Hal itu disebabkan inkonsistensi pemerintah ketika menyetujui traktat APEC yang tidak ditindaklanjuti di level mikro seperti koperasi.

“Saya melihat pemerintah lebih ramah dan membuka tangan kepada asing dibanding pelaku usaha di sektor domestik,” ungkap Ilham mengawali diskusi bertajuk “Menimbang Dampak APEC bagi Koperasi Indonesia” di Jakarta, Senin (7/10/2013).

Salah satu yang menjadi kecemasan koperasi adalah kecenderungan deregulasi penurunan tarif bea masuk. Ilham menengarai hal tersebut dapat mendesak produk-produk domestik termasuk koperasi untuk secara terbuka bersaing dengan korporasi multinasional.

Jumlah koperasi yang tak lebih dari 193.000 badan usaha bisa merosot, tutup, lantaran tak mampu bersaing langsung dengan megakorporasi asing. Sayangnya, Ilham tidak menyebutkan data-data di mana forum kerja sama tersebut dapat menekan koperasi.

Yang jelas, sambung dia, salah satu indikatornya, selama ini tidak ada satu pun koperasi yang bisa menjadi pelaku ekspor. Kalaupun ada sektor ekonomi kerakyatan yang bisa melakukan kegiatan ekspor, seperti contoh pertanian, itu bukanlah berbadan hukum koperasi, melainkan swasta.

Begitu pula dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurut Ilham, meski ekonomi kreatif mampu mengembangkan bisnis sampai ekspor, itu pun belum cukup menunjukkan kemajuan koperasi.

“Di industri kreatif tidak didorong kolektivisme. Jadi walaupun ekonomi kerakyatan dan bisa mengekspor, tidak ada semangat koperasi. Pemerintah juga mengarahkan industri kreatif menjadi sektor yang individualistis,” sebutnya.

Ini dikuatkan dengan angka yang disebut pembicara lain, Dani Setiawan, yakni porsi volume usaha koperasi yang hanya Rp 119 triliun, atau hanya 1,2 persen dari total volume transaksi 2012.

Dari sini Dani menilai, perekonomian Indonesia masih dikuasai oleh korporasi besar, yang sebagian besarnya pun dimiliki oleh asing.

“Kegiatan APEC sebenarnya tidak sedang membicarakan sektor koperasi ini, di mana koperasi menjadi arah pembangunan ekonomi. APEC hanya memfasilitasi kepentingan multinasional dari 1.200 CEO yang sedang berkumpul itu,” sambung Dani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com