Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Axis: Perusahaan Sudah Sulit untuk Bertahan

Kompas.com - 28/02/2014, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur dan CEO PT Axis Telekom Indonesia (Axis), Erik Aas mengakui saat ini kondisi perusahaannya sudah sangat sulit untuk bertahan.

Menurut Erik, perang tarif membuat perusahaan terus-menerus mengalami kerugian, karena saat ini Axis memang masih dalam posisi belum meraih keuntungan dalam lima tahun operasinya. Di sisi lain, Axis tetap harus mengeluarkan belanja modal dan biaya operasional yang cukup tinggi.

“Sebagai operator GSM kelima di Indonesia, dengan ukuran saat ini, sangat sulit bagi Axis untuk bersaing secara memadai, di tengah kompetisi harga yang sangat ketat di industri telekomunikasi saat,” kata Erik, dalam keterangan resminya, Jumat (28/2/2014).

Menurut Erik, kondisi industri saat ini sangat tidak menguntungkan bagi operator. Dengan tingkat harga terlalu rendah, sangat sulit bagi pemain baru hanya untuk bertahan hidup. Namun demikian, perseroan tetap berusaha membangun basis pelanggan.

“Oleh karena itu, merger dengan XL adalah solusi terbaik untuk tetap memberikan layanan berkualitas tinggi bagi pelanggan kami," kata Erik.

DIa mengklaim, merger Axis dan XL akan mendorong industri jadi lebih sehat. "Dengan merger ini, tiga operator besar akan memiliki spektrum yang merata, yang diperlukan untuk memberikan layanan berkualitas baik di seluruh pelosok Indonesia," ujarnya.

Dia menilai merger antar-operator sangat mendesak dilakukan mengingat banyaknya operator di industri telekomunikasi Indonesia. Selain itu, aksi korporasi tersebut juga akan turut membantu peningkatan kualitas layanan di masa depan.

“Kita akan melihat kompetisi yang lebih baik dan lebih sehat pada saat XL mendapatkan akses ke sumber daya spektrum yang sama seperti Telkomsel dan Indosat,” kata Erik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com