Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Kampanye, Traffic Data Telkomsel Naik 20 Persen

Kompas.com - 05/04/2014, 11:19 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Salah satu anak perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Telkomsel, mendapatkan keuntungan dari masa kampanye tahun 2014. Hal ini seiring dengan kenaikan lalu lintas data pemakaiaan telkomsel hingga 20 persen.

“Di beberapa kota kalau kampanyenya besar, traffic data kita naik 20 persen, daerah yang ramai-ramai ya kota-kota besar, ada yang naik sampai 20 persen, itu sejak masa kampanye,” ujar Alex Sinaga, Direktur Utama Telkomsel di Jakarta, Jumat  (4/4/2014) malam.

Oleh karena itu, sebut dia, hal tersebut menjadi salah satu faktor pemasukan untuk mencapai target double digit growth pada tahun 2014 ini. “Jadi kita sudah menghitung salah satu yang kita bisa hitung dari aktifitas masyarakat untuk dapat revenue 10 persen itu salah satunya karena itu. Tahun 2009 sama begitu juga,” katanya.

Sebelumnya, pada tahun 2013 Telkomsel mencatat pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan laba berseih masing-masing sebesar 10 persen. Total pendapatan Telkomsel mencapai Rp 60 triliun, EBITDA Rp 33,9 triliun, dan membukukan laba besih sebesar Rp 17,3 triliun.

Telkomsel merupakan salah satu konributor pendapatan utama Telkom Group. Jumlah pelanggannya tumbuh 5,1 persen yang terdiri dari pelanggan seluler 131, 5 juta, pelanggan mobile broadband (Flash) 17, 3 juta, dan pelanggan Blackberry 7,6 juta.

Telkomsel juga memiliki Base Transceiver Station (BTS) 69.034 unit dan sebanyak 27.034 unit diantaranya merupakan BTS 3G.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com