Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Mundur, Proyek Jembatan Selat Sunda Sebaiknya Dibatalkan?

Kompas.com - 16/05/2014, 11:21 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selepas pengunduran diri Hatta Rajasa dari jabatannya sebagai Menko Bidang Perekonomian demi bersama Prabowo Subianto maju pada Pilpres 2014, pertanyaan mengenai kelanjutan proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) menyeruak.

Direktur Eksekutif INDEF Enni Sri Hartati mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa banyak pihak tidak setuju jika proyek yang masuk Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) itu tidak layak dilanjutkan.

"Kita hitung benefit and cost untuk makro-ekonomi, bukan hanya parsial. Selama ini konsentrasi pembangunan lebih ke wilayah barat. (JSS) ini bisa jadi akan memperlebar kesenjangan barat dan timur, padahal potensi yang belum digali di timur," ujar Enni saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/5/2014).

Meskipun data Komisi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) menunjukkan investasi yang masuk ke luar Jawa semakin besar, menurut Enni, potensi di kawasan timur Indonesia belum banyak digali.

Dia mencontohkan, Nusa Tenggara Timur memiliki potensi sebagai lumbung garam. "Bahkan, garam industri yang selama ini kita impor. Kalau itu bisa dilakukan NTT, kebutuhan garam industri kita bisa lepas dari ketergantungan impor," imbuhnya.

Menurut Enni, tidak jelasnya penguasaan lahan pantai membuat potensi tersebut urung digali. Tak ayal, ada pihak yang mendapatkan konsesi 30 tahun untuk pemanfaatan lahan pantai tersebut. "Ini kan aneh. Masa negara kalah sama preman-preman?" ucapnya.

Selain potensi perikanan dan kelautan, kawasan timur Indonesia juga kaya akan potensi peternakan dan pertanian. Enni bilang, satu-satunya stimulus yang amat sangat dibutuhkan pengusaha untuk menjamah kawasan timur Indonesia adalah infrastruktur.

"Alasan kedua kenapa JSS tidak perlu dilanjutkan, ini kan studi ekonominya masih banyak kontroversi antara cost and benefit. Siapa yang menikmati benefit dan siapa yang menanggung cost, itu jadi krusial," terangnya.

Enni menuturkan, ketika hal tersebut masih menjadi perdebatan dan kontroversi, maka seharusnya ada kajian yang lebih intensif. Hal tersebut dimaksudkan agar proyek JSS betul-betul mendatangkan pemanfaatan yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com