Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalangan Muda Jadi Harapan Ujung Tombak Hemat Energi

Kompas.com - 17/06/2014, 07:37 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kalangan muda diharapkan menjadi ujung tombak penghematan energi Indonesia. Pemahaman mengenai sumber dan pasokan bahan bakar minyak menjadi mutlak, kecuali bila Indonesia dibiarkan terus menjadi negara pengimpor energi dengan biaya besar.

"Banyak masyarakat menganggap Indonesia masih kaya dengan minyak buminya. Padahal tidak. Kebutuhan naik, sementara kondisi pasokan dari dalam negeri turun," ujar Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo saat memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran di Bandung, Jawa Barat, Senin (16/6/2014).

Susilo memaparkan pentingnya penghematan energi ini dilakukan. "Kalau kita tidak menghemat, akhirnya kita ketergantungan impor dari luar negeri. Sebenarnya kita tidak mau lah ketergantungan impor energi dari luar negeri, (karena) impor itu kan mahal," ujar dia.

Menurut Susilo, saat ini kisaran kebutuhan bahan bakar minyak maupun minyak mentah harian di Indonesia mencapai sekitar 1,5 juta barrel per hari, sementara kapasitas produksi hanya 650.000 barrel per hari. Selisih antara kebutuhan dan pasokan tersebut ditutup impor, dengan biaya harian antara 120 hingga 150 juta dollar AS atau setara Rp 1,41 triliun hingga Rp 1,77 triliun.

"Energi ini merupakan suatu kebutuhan pokok, makanya harus dihemat. Pokoknya, hemat lah," kata Susilo. Terkait Festival Sadar Energi yang diinisiasi kementeriannya, Susilo berharap anak - anak muda dan mahasiswa menjadi ujung tombak mengkampanyekan pentingnya penghematan energi ini kepada masyarakat.

"Yang paling penting adalah apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak muda tersebut. Dengan melibatkan anak muda kami harapkan kesadaran pentingnya menghemat energi akan menular kepada yang lainnya," ujar Susilo.

Susilo memberikan beragam contoh ajakan menghemat energi. Langkah tersebut, ujar dia, dapat dimulai dari hal-hal kecil dan keseharian, mulai dari memadamkan lampu dan televisi ketika tak lagi dibutuhkan atau ditonton, hingga mendorong orang-orang berpunya tak lagi menggunakan BBM bersubsidi.

Rententan penghematan BBM, imbuh Susilo, juga akan sampai pada isu ketersediaan listrik. Bila pasoka BBM tak memadai untuk produksi listrik, maka ketersediaan listrik pun akan terdampak. "Coba tidak ada listrik, ribet juga kan?" ujar dia.

"Anak muda yang akan mengalami dan menjalani 20-30 tahun ke depan. Karenanya, apa yang kita lakukan sekarang merupakan pembelajaran, mudah-mudahkan 5 sampai 10 tahun ke depan pengembangan energi dan listrik terbarukan sudah lebih efektif, penghematan energi juga lebih efektif," papar Susilo.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com