Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Keberpihakan Berbeda dengan Pilihan Kebijakan”

Kompas.com - 02/07/2014, 11:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Center of Reform on Economics Indonesia (CORE) mengkritisi visi-misi ketahanan energi yang diusung calon presiden Joko Widodo. Utamanya soal memperbanyak pengusaha tambang rakyat.

“Keberpihakan berbeda dengan pilihan kebijakan. Kebijakan ini seolah-olah mengikutkan lebih banyak rakyat dalam sektor pertambangan. Tapi ongkos kerusakan, belum ada yang memperhatikan. Ini akan menjadi beban keuangan negara,” katanya dalam diskusi bertajuk "Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Energi" di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Menurut Hendri, krisis keuangan yang dialami Indonesia saat ini salah satunya disebabkan salah kelola sumber daya alam. Akibat salah kelola dalam minyak misalnya, menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia.

“Banyak sekali yang tidak bisa dibahas dalam debat tapi masyarakat perlu tahu ke mana arah pembangunan energi kita,”kata Hendri.

Selain itu, menurut Hendri, ke depan, Domestic Market Obligation (DMO) atau pasar domestik untuk batubara juga perlu dikembangkan. Dengan demikian, batubara bisa menjadi motor penggerak pembangunan, dan bukan hanya sebagai komoditas ekspor.

Senada dengan Hendri, pengamat energi Singgih Widagdo juga menyayangkankan keinginan Jokowi untuk memperbanyak usaha pertambangan rakyat. Hal tersebut disebabkan jumlah usaha pertambangan rakyat sudah sangat banyak sekira 11.000.

Namun, khususnya untuk batubara, DMO batubara jauh lebih sedikit ketimbang produksinya. “Kepentingan apa di balik ini. Kebutuhan batubara untuk PLN pada 2020 diperkirakan hanya 150 juta ton, ditambah kebutuhan industri jadi 200 juta ton. Saat ini produksi batubara kita mendekati 500 juta ton. Dengan produksi saat ini saja kebutuhan 2020 sudah terpenuhi,” kata Singgih.

“Kalau kita meletakkan visi menambah pengusaha tambang, bisa dilihat kepentingannya cuma ekspor,” lanjutnya.

Menurut dia, seharusnya pemerintah ke depan harus menciutkan jumlah pertambangan rakyat yang terlalu banyak, namun memperkuat mereka. Dengan begitu, di samping lebih efisien dalam hal produksi, sektor pertambangan juga tidak merusak lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com