Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CT Bersikeras Hadapi Gugatan Newmont

Kompas.com - 18/07/2014, 18:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung terus mendesak PT Newmont Nusa Tenggara untuk mencabut gugatan mereka di arbitrase. Meksipun begitu, dia bilang, pemerintah tetap tegas bakal menutup meja perundingan jika perusahaan tambang itu tak mau mengikuti permintaan pemerintah.

Ketika ditanyakan apa alasan Chairul sangat keras terhadap Newmont, dia menyatakan, bahwa dirinya selalu mengambil sikap melindungi investor yang berinvestasi di Indonesia, tidak peduli asing maupun domestik.

“Kalau sudah ada investor yang tidak berperilaku baik terhadap pemerintah dan negara Republik Indonesia, sebagai pejabat negara, wajib untuk membela negara di atas kepentingan yang lain,” ujar Chairul, kepada wartawan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Sebelumnya, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dan pemegang saham mayoritasnya, Nusa Tenggara Partnership B.V. (berbadan hukum Belanda) menggugat pemerintah Indonesia ke arbitrase internasional terkait dengan larangan ekspor mineral.

Kebijakan yang mulai berlaku 12 Januari 2014 tersebut, mengakibatkan dihentikannya kegiatan produksi di tambang Batu Hijau dan dinilai menimbulkan kerugian ekonomi bagi para karyawan PTNNT, kontraktor, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Newmont, kebijakan larangan ekspor mineral tersebut tidak sesuai dengan Kontrak Karya (KK) dan perjanjian investasi bilateral antara Indonesia dan Belanda.

Dalam gugatan arbitrase yang diajukan kepada the International Center for the Settlement of Investment Disputes, PTNNT dan NTPBV menyatakan maksudnya untuk memperoleh putusan sela yang mengizinkan PTNNT untuk dapat melakukan ekspor konsentrat tembaga agar kegiatan tambang Batu Hijau dapat dioperasikan kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com