Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pajak Dinaikkan, Ini Komentar Dirjen Pajak

Kompas.com - 18/08/2014, 09:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pendapatan perpajakan pada tahun depan dipatok sebesar Rp 1.370,8 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RABPN) 2015.  Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany menilai angka yang dipatok dalam RAPBN 2015 itu sudah konservatif. Sebab, menurut dia, target konservatif akan lebih aman daripada sudah ditetapkan tinggi, namun akhirnya direvisi.

“Kalau sekarang saya pikir (2015) lebih konservatif saja sih. Saya pikir malah saya sependapat dengan Menkeu yang menempatkan target pajak 2015 enggak terlalu tinggi lah,” kata dia, akhir pekan lalu.

Dari penerimaan pajak saja, Fuad menuturkan perlu ada upaya ekstensifikasi pajak,di samping intensifikasi. Mau tak mau, upaya tersebut membutuhkan sumber daya manusia untuk menjalankannya, pun peningkatan kapasitas organisasi.

Soal anggaran, menjadi agenda yang menyertai penambahan karyawan dan kantor Ditjen Pajak. Dia pun menyebut, setidaknya diperlukan tambahan anggaran menjadi Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun. Sementara saat ini, anggaran Ditjen Pajak ialah sekira Rp 5,5 triliun.

“Ya anggaran itu bisa untuk tambah pegawai, tambah kantor baru, tambah infrastruktur kerja, tambah IT lagi,” ucap Fuad.

Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri optimistis, kenaikan penerimaan perpajakan 10 persen secara natural bisa terjadi. Hal tersebut mengingat, realisasi penerimaan pajak semester pertama tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu, meski belum mencapai target APBN.

Upaya meningkatkan rasio pajak, kata dia, sudah dilakukan mulai dari sekarang. Misalnya, penerapan e-filing, e-faktur, serta penyederhanaan peraturannya. “Kemudian, call center, dan dicari sektor yang belum bisa digarap seperti properti, pajak untuk UKM. Itu akan membuat pajak semakin meningkat,” ujar Chatib.

Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menambahkan, meski pemerintah menargetkan tinggi, namun rasio pajak harus didukung penegakkan hukum. Menurut Bambang, pajak badan masih bisa ditingkatkan lagi.

“Terutama untuk isu transfer pricing, maupun perusahaan yang selalu (mengaku) rugi sampai saat ini,” kata dia.

Asal tahu saja, pendapatan perpajakan pada tahun depan dipatok sebesar Rp 1.370,8 triliun. Jumlah itu naik 10 persen dari target APBNP tahun ini yang sebesar Rp 1.246,1 triliun.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, dengan target penerimaan perpajakan sebesar itu, rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB (tax ratio) menjadi 12,32 persen. “Sedangkan tax ratio dalam arti luas, dengan mempertimbangkan pajak daerah dan penerimaan sumber daya alam, mencapai 15,62 persen,” kata Presiden, Jumat. (baca: Penerimaan Pajak 2015 Dipatok Rp 1.370,8 Triliun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com