"Yang tahan banting, yang siap diberhentikan. Kalau tidak mau ditekan, siap diberhentikan. Itu yang dibutuhkan Pertamina," kata Umar kepada wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (8/9/2014).
Di samping itu, Umar mengungkapkan, sosok yang akan menggantikan posisi Karen juga harus mampu melepaskan Pertamina dari mafia. Apabila pengganti Karen tidak bisa melepaskan BUMN migas tersebut dari jeratan mafia, maka keadaan Pertamina akan terus-menerus sama.
"Yang bisa melepaskan diri dari mafia, yang bisa melepaskan diri (dari yang) minta ini, minta itu, dan sebagainya. Kalau tidak siap itu ya Pertamina akan terus begini saja," ujar mantan Komisaris Pertamina periode 2005-2012 ini.
Lebih lanjut, Umar memandang, Pertamina sebagai korporasi harus memiliki Dirut pengganti Karen. Akan tetapi, menurut dia yang terjadi saat ini adalah terjadi perebutan antara pemerintahan baru dan pemerintahan inkumben. Masing-masing ingin menaruh orang untuk menggantikan Karen.
"Aturan korporasi, (Dirut) diangkat 5 tahun kecuali meninggal dunia, mengundurkan diri, berhalangan, dan sebagainya. Harusnya 5 tahun. Kalau melihat kepentingannya, secepatnya. Kalau melihat kepentingan korporasi," jelas Umar.
Karen menyatakan pengunduran dirinya sebagai orang nomor satu di Pertamina beberapa waktu lalu. Alasan pengunduran dirinya adalah ingin mengurus pribadi dan mengajar di Harvard University. Hingga kini, belum ditentukan pejabat yang akan menggantikan posisi Karen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.