Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajaz Ahmed: Kreativitas, Desain, Teknologi

Kompas.com - 20/09/2014, 09:58 WIB


KOMPAS.com -
Cerita Ajaz Ahmed berawal pada 1994. Saat itu, Ajaz drop out alias keluar dari
kuliah bisnis di University of Bath. Namun, Ajaz tidak putus asa. Sebagai early believer of the power of Internet, Ajaz kemudian membangun AKQA pada 1995 saat ia baru berumur 21 tahun dengan berbekal visi "to put multi-mediocrity out of its misery".

Dalam kurun waktu hampir 20 tahun sejak pertama kali didirikan, AKQA sudah memperoleh lebih dari 100 penghargaan industri. Salah satunya Revolution's Agency of the Decade (1997-2007) yang sangat bergengsi. Nama AKQA juga tercatat sebagai "One of Ten Outstanding Agencies of the Decade" oleh AdAge.

Tidak pernah terbayang dalam benak Ajaz sebelumnya untuk membangun sebuah digital agency yang mempekerjakan lebih dari 1.700 orang di 11 kota besar di dunia seperti London, Paris, New York, Shanghai, Tokyo dan kota besar lainnya sampai suatu ketika, AKQA ditunjuk sebagai agensi digital marketing untuk Nike di Inggris.

Berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik, AKQA menarik perhatian Nike Eropa serta Nike Global yang mengundang untuk mengikuti pitching akun global sepak bola Nike dalam rangka mendukung Piala Dunia 2002. AKQA kemudian bertemu dengan Nike di Eropa untuk mempresentasikan ide dan rekomendasi mereka.


Satu minggu kemudian, Nike menelepon dan mengatakan, "Kami pikir kalian memiliki nilai dan sikap yang benar. Kami bisa melihat bahwa AKQA adalah tipe agensi digital marketing yang bisa bekerja dengan Nike. Kami pun benar-benar menyukai pekerjaan yang Anda lakukan. Namun, kami tidak akan mempekerjakan Anda untuk tugas ini karena AKQA masih terlalu kecil saat ini."

Pada saat itu, AKQA hanya memiliki 1 kantor di London dan memang belum mempuryai cabang di kota apalagi negara lain. Walaupun benar-benar patah hati karena itu adalah salah satu
yang paling bergengsi di planet ini (dan dia merupakan seorang penggemar sepak bola), Ajaz tahu Nike membuat keputusan yang tepat.

Ajaz bisa mengingat dengan jelas bahwa ia meletakkan telepon dan berpikir, "Saya tidak pernah akan kehilangan satupun lagi karena alasan bahwa kami terlalu kecil." Ia pun bertekad bahwa ia harus menjadi "besar" atau berusaha mati-matian.

Ajaz pun mengungkapkan, hal itu merupakan salah satu alman yang memicu pertumbuhan internasional AKQA dari London, ke Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Beberapa tahun kemudian, pada akhir 2006 atau awal 2007, AKQA akhirnya berhasil mendapatkan akun tersebut, saat sudah memiliki ukuran yang tepat.

Ditanya mengenai periklanan, Ajaz percaya bahwa iklan terbaik bukanlah iklan. Sebaliknya, berbagai merek besar bisa menjadi ternama dengan menciptakan resonansi emosional dengan audiens mereka. Mereka melakukan ini dengan menceritakan kisah melalui cara yang paling relevan pada zaman atau waktu tertentu.

Jadi, pada era cetak/printing, hal tersebut dilakukan melalui cerita linear. Pada era radio yang melalui audio, dan kini sedang berlaku migrasi dari era TV ke digital, ia memiliki keyakinan bahwa audiens ingin memiliki lebih banyak keterlibatan dan pengalaman, bukannya dibombardir dengan pesan-pesan yang tak ada habisnya.

Salah satu alasan AKQA bisa tetap ada dan terus berkembang serta menjadi pemimpin di industri adalah Ajaz melihat AKQA bukanlah sebuah perusahaan, melainkan sebuah proyek yang masih dalam tahap "work in progress" sehingga mereka tidak pernah berhenti untuk menjadi lebih baik.

AKQA dibangun dan menjadi sebuah organisasi internasional yang unik serta menggabungkan kreativitas, desain, dan teknologi untuk memberikan hasil pekerjaan yang excellent secara konsisten kepada para klien.

Ketika ditanya gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan di AKQA, Ajaz menjawab "Part football coach, part Dalai Lama". Ia menggabungkan kepemimpinan ala pelatih sepak bola dan Dalai Lama.

Bagi Ajaz, sangatlah penting untuk menjadi seseorang yang selalu mendorong excellence, yaitu ia tidak mau menerima segala sesuatu yang biasa saja. "Hal ini mungkin merupakan satu hal yang paling disukai orang tentang saya atau malah mungkin menjadi satu hal yang membuat mereka frustrasi," tutur Ajaz.

Ajaz Ahmed merupakan salah satu pembicara di Asia Pacific Media Forum di Bali pada 18-20 September 2014. Walaupun memiliki kesibukan luar biasa, Ajaz mengaku tetap rutin melakukan satu dari tiga kegiatan yang bisa membuatnya rileks, seperti berenang, membaca buku, atau menonton film.

Kevin Mintaraga
Founder/CEO Bridestory.com
Twitter: @kvmin
@kompasklass #kgapmf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com