Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia BBM, Benalu Terbesar Ekonomi RI

Kompas.com - 10/10/2014, 15:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com  Mantan Menteri Keuangan RI Bambang Sudibyo berharap rencana Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla untuk memberantas mafia minyak dan gas, bukan sekadar wacana.

"Mafia BBM (bahan bakar minyak), inilah benalu terbesar ekonomi Indonesia," kata Bambang dalam Indonesia Knowledge Forum III 2014, di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Guru Besar UGM ini lebih lanjut bilang, jika Jokowi berani memberantas dan konsisten dengan apa yang dilakukannya itu, maka akan ada perbaikan ekonomi. "Insya Allah neraca perdagangan baik, neraca transaksi berjalan baik, stabilitas ekonomi pun berjalan baik," kata dia.

Pemberantasan mafia migas menjadi salah satu bauran kebijakan yang layak dijalankan, selain menambah pembangunan kilang-kilang minyak.

Bambang menuturkan, pembangunan kilang minyak harus dilakukan untuk menekan ketergantungan impor BBM. Selain itu, pemerintahan baru juga harus menggenjot ekspor serta memperbaiki kinerja rupiah yang saat ini cenderung melemah. "Pemerintah baru perlu membenahi kebijakan pangan dan energi," ucap dia.

Di sisi lain, infrastruktur juga tak kalah penting. Sebab, jika infrastruktur buruk, maka distribusi barang dan jasa akan terhambat dan menyebabkan inflasi.

Sejauh ini, inflasi inti di negara kepulauan ini tinggi lantaran kurang infrastruktur, sama seperti yang terjadi di Filipina. Jepang dan Inggris inflasi intinya bagus karena walaupun sama-sama negara kepulauan, infrastruktur di kedua negara tersebut baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com