Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Orang Indonesia Lebih Senang Belanja Online

Kompas.com - 13/10/2014, 08:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com
- Retail tradisional atau kerap disebut dengan istilah brick and mortar di Amerika saat ini disebut-sebut tengah menghadapi krisis. Forbes menulis, sepanjang musim liburan 2013 para retailer hanya menikmati separuh uang belanja dibanding musim liburan tiga tahun lalu. Penyebabnya bukan karena orang Amerika mengurangi belanja mereka, tapi karena cara belanja konsumen di negeri itu berubah.

Konsumen di Amerika saat ini berpandangan, belanja dengan mengunjungi pusat perbelanjaan adalah kegiatan yang menghabiskan waktu di tengah jadwal kehidupan mereka yang padat. Mereka lebih senang mencari aneka kebutuhan mereka melalui Internet.

"Consumers find researching and shopping on the Web far more convenient than brick-and-mortar visits. Although in-store excursions can still be fun, in many ways shopping online or via a mobile device offers a better overall experience, whether from the couch after the kids are in bed, on a mobile phone during a quiet moment at lunch, or on the go," tulis Forbes.

Menurut Forbes, konsumen di Amerika merasa mendapatkan informasi lebih banyak dengan melakukan penelusuran online ketimbang bertemu dengan pelayan toko. Aneka ulasan produk yang banyak ditemukan di Internet, perbandingan daftar harga, dan layanan antar gratis, merupakan kenyamanan lebih yang ditawarkan belanja online.

Tidak perlu repot. Semua informasi yang dibutuhkan ada di Internet dan barang pun datang sendiri ke rumah.

Menurut catatan ComScore, seperti dilaporkan Forbes, belanja online di musim liburan 2013 meningkat 10 persen. Para retailer melaporkan peningkatan yang tajam di situs belanja online mereka.

Indonesia

Itu cerita di Amerika. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Anda memiliki pengalaman kenyamanan yang sama di Internet?

Menurut laporan Nielsen Indonesia yang dipublikasikan triwulan pertama tahun ini, konsumen Indonesia mulai menyukai belanja online seiring dengan meningkatnya penetrasi Internet di Indonesia. Mereka senang membaca ulasan dan mencari informasi mengenai produk dan jasa yang dibutuhkan.

Menurut survei Nielsen, urusan travelling menempati posisi teratas dalam aktivitas belanja online orang Indonesia. Sekitar setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan.

Selanjutnya, empat dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian, aksesori, atau sepatu (37%), dan lebih dari sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online.

Perangkat yang paling sering digunakan untuk bebelanja online adalah telepon seluler (ponsel). Menurut laporan itu, Indonesia berada dalam urutan teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel untuk belanja online bersama dengan Filipina, Vietnam, dan Thailand.

- Survei Nielsen tentang e-commerce di Indonesia.

Catatan mengenai pengguna Internet dan ponsel di Indonesia memang menarik untuk dicermati. Keduanya adalah pasar potensial yang mencerminkan proyeksi revenue di tahun-tahun mendatang. Simaklah catatan berikut.

Menurut We Are Social, per Januari 2014 pengguna Internet di Indonesia mencapai 72 juta pengguna atau 29 persen dari populasi. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memperkirakan, di akhir tahun ini jumlah pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 107 juta dan menjadi 137 juta atau 54 persen populasi di akhir tahun 2015.

We Are Social mencatat, penetrasi ponsel di Indonesia mencapai 281 juta nomor aktif atau 112 persen populasi. Sementara, menurut survei Nielsen, setidaknya enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%) menyatakan akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com