Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pemberian" Bandara Halim ke Lion Group Dipertanyakan

Kompas.com - 19/10/2014, 18:18 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN) Said Didu menilai, pelepasan pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma ke pihak Lion Group sama saja dengan melepaskan asset negara.

Dia pun tidak habis pikir mengapa TNI-AU sebagai kuasa pengguna Bandara Halim mau “melepaskan” aset tersebut.

“Dengan posisi demikian saya gagal paham kenapa TNI-AU rela 'memberikan' pusat pertahanannya ke swasta? Ada apa?” tulis Said Didu dalam akun Twitternya, Jakarta, kemarin (18/20/2014).

Menurut dia, Bandara Halim tidak bisa dilihat secara fisik semata. Pasalnya, bandara tersebut juga merupakan pusat komando pertahanan udara dimana semua semua pergerakan alutsista berada dibawah komando yang berpusat di Bandara Halim.

Meskipun, kata dia, pesawat-pasawat tempur canggih tidak semuanya bandara di Halim, namun tetap saja semua pergerakan pertahanan yang meliputi radar, ATC, pesawat, dan pergerakan darat berada dalam cakupan pusat pertahanan udara tersebut.

“Apakah pusat komando pertahanan akan terganggu dengan menyerahkan pengelolaan Bandara ke swasta ? Bagi saya pasti terganggu !!!,” kata dia.

Said juga mengemukakan kekhawatiran, bahwa pengelolaan Halim merupakan modus pengalisan aset  negara kepada swasta, sebagaimana kasus Kemayoran, Senayan, Pondok Indah, dan lainnya.

“Modus lepasnya eks Bandara Kemayoran dan Senayan modusnya menyerupai beralihnya bandara HLMPK (Halim Perdanakusuma). Ini lebih strategis,” tulisnya.

Meskipun begitu, Said Didu menegaskan bahwa dia bukannya tidak setuju pihak swasta masuk dan berinvesatasi membangun infrastrukur. Tetapi, menurut dia, akan lebih baik jika pihak swasta berinvestasi di luar pemenfaatan aset negara. “Persoalannya adalah kenapa swasta hanya mengincar aset Negara/BUMN untuk hal tsb - bangun sendiri di tempat lain kenapa?” kata dia.

Dia menduga ada pihak-pihak tertentu yang ingin melepaskan kepemilikan aset negara. Dia pun menyebut pihak-pihak itu sebagai mafia pelepasan aset negara.

“Mafia 'pelepasan' asset negara ini sangat kuat (saya alami) - ada oknum parpol, oknum penegak hukum, oknum pengacara dll. Bahkan saat berperkarapun ada pihak-pihak 'penguasa' yang me-lobby agar jangan terlalu ngotot menang kalau mau selamat - ini fakta,” ungkap Said Didu dalam akun twitternya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com