Demikian disampaikan Agung dalam Kompas 100 CEO Forum, di Jakarta, Jumat (7/11/2014), yang dihadiri Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan, sebelumnya, masyarakat harus menunggu hasil keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah keluarnya hasil hitung cepat pemenang Pemilihan umum Presiden 2014.
"Setelah keputusan KPU keluar, masyarakat diminta menunggu keputusan MA. Ketika keputusan MA keluar, masyarakat diminta menunggu pelantikan. Setelah pelantikan, masyarakat diminta menunggu susunan kabinet. Setelah pelantikan kabinet, masyarakat diminta menunggu kenaikan harga BBM," kata dia dalam sambutannya.
Ia mengatakan, lamanya masyarakat menunggu membuat banyak ketidakpastian. Hal ini menjadi masalah terbesar pemerintahan baru.
Di sisi lain, bersamaan dengan itu, masyarakat justru disuguhi tontonan politik yang tidak ada urusannya dengan kepentingan masyarakat banyak. Hanya kepentingan perebutan kekuasaan.
Atas dasar itu, Agung mengatakan, setidaknya ada dua pekerjaan rumah Jokowi-JK. Pertama, menyelesaikan urusan politik yang merasuk kuat ke sendi kehidupan masyarakat, ekonomi, olahraga, dan politik.
"Komunikasi politik antara pemerintah dan parlemen diharapkan lebih mulus, sehingga akan membawa kepastian besar ke masyarakat dan dunia usaha," imbuh Agung.
Kedua, lanjut dia, pemerintah perlu menyelaraskan gerak pusat dan daerah, serta antar departemen. Agung menilai, ada potensi berkurangnya kepekaan akibat melakukan pekerjaan yang rutin.
"Bapak Presiden, ada ungkapan 'Sapu baru menyapu lebih bersih'. Dan kata 'menunggu' identik dengan kata 'sabar'. Mudah-mudahan, pemerintahan baru ini tidak membuat masyarakat menunggu lebih sabar, untuk melihat pemerintah menyapu bersih," kata Agung.
baca juga: Jumat, Jokowi Bakal Bicara di Hadapan Para CEO