Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Sektor Minyak dan Gas ibarat Akuarium Butek

Kompas.com - 19/11/2014, 15:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan sektor minyak dan gas di Indonesia disebut sebagai tak ubahnya akuarium yang butek alias berair keruh. Mafia migas sudah menjadi semacam rahasia umum, tetapi tak pernah benar-benar diungkap, apalagi ditangkal.

"Ibarat akuarium, ini butek. Tidak tahu siapa saja di dalamnya," sebut Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, dalam dialog dengan KompasTV yang berlanjut dengan perbincangan bersama Kompas.com, Selasa (18/11/2014) malam.

Minyak yang dibeli dari Kazakhstan ternyata mampir dulu di Thailand sebelum dikirim ke Indonesia, menurut Faisal, adalah contoh dari kebutekan akuarium sektor migas tersebut. Pelaksana pembelian minyak impor untuk menutup kekurangan pasokan bahan bakar minyak, lanjut dia, juga adalah bagian dari "akuarium" berair keruh yang sama.

Faisal mengatakan, timnya--kerap disebut pula sebagai Tim Anti-Mafia Migas--akan membuat kajian dan pemetaan persoalan secara menyeluruh, dari hulu sampai hilir di sektor ini. Namun, tegas dia, menyapu mafia yang membuat akuarium sektor migas itu tidak jernih tak termasuk dalam tugas maupun kewenangan timnya.

"Tugas saya menyampaikan rekomendasi (dari kajian dan pemetaan persoalan itu) tentang bagaimana (ibarat) menguras akuarium itu supaya jernih, ikannya terlihat, jenisnya apa saja, mereka saling mangsa atau tidak, jahat atau tidak," papar Faisal. "Bukan bertugas menguras, tapi kasih cara untuk kuras," tegas dia.

Adapun otoritas atau instansi yang bakal punya kewenangan menguras "akuarium" sektor migas itu, lanjut Faisal, adalah para pejabat di pemerintahan--termasuk Presiden, tak terkecuali Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan BUMN terkait.

Meski demikian, kata Faisal, penindakan terhadap mafia migas--bila Presiden Joko Widodo, Kabinet Kerja, otoritas terkait sektor migas, dan para penegak hukum benar-benar berkomitmen melakukannya--tak perlu pula menunggu kerja Tim Anti-Mafia Migas ini rampung bekerja. "Terlalu lama kalau menunggu rekomendasi kami enam bulan mendatang, paralel saja."

Kabar baiknya, sebut Faisal, informasi yang dia terima sekarang menyebutkan bahwa instansi penegak hukum maupun otoritas di sektor migas sudah pula melakukan kerja paralel saat dia ditunjuk memimpin tim ini. Dia pun mengutip kabar tentang audit sektor migas yang juga sudah mulai berjalan.

"(Jadi), memberantas (mafia migas) adalah tindakan aparat. Kami memberikan rekomendasi tentang mata rantai (sektor migas) dari hulu sampai hilir, kita lihat simpul mana yang memberi sumbatan (untuk ketahanan sektor migas ini)," papar Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com