Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pasien RS Siloam Meninggal, Peringatan bagi Industri Farmasi Nasional

Kompas.com - 18/02/2015, 14:28 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Farmasi Indonesia (GP Farmasi Indonesia) menilai, terjadinya salah pengemasan obat anestesi Buvanest Spinal oleh PT Kalbe Farma Tbk merupakan warning bagi industri farmasi.

Menurutnya, industri farmasi dan industri lainnya harus lebih teliti dalam melakukan proses produksinya.

"Kita tidak bisa berandai-bandai (Suatu saat nanti tidak terjadi hal seperti ini). Ini merupakan warning industri farmasi dan industri lainnya (karena yang menjadi korban adalah masyarakat)," ujar Ketua GP Farmasi Indonesia Darodjatun Sanusi kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (18/2/2015).

Lebih lanjut, kata dia, saat ini GP Farmasi Indonesia menyambut baik penarikan obat anestesi Buvanest Spinal produksi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dari pasaran menyusul kasus meninggalnya dua pasien dari Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang. Meski begitu, GP Farmasi meminta penarikan obat itu dipercepat agar tak lagi ada korban jiwa.

"Kita sambut baik BPOM menarik obat itu, itu sudah sesuai prosedur internasional. Tapi kecepatannya (penarikan obat itu) harus dipercepat," ujar dia.

Sebelumnya BPOM meminta obat itu ditarik dan penggunaan obat itu pun untuk sementara dihentikan oleh para dokter di rumah sakit.

"Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah memberikan safety alert. Kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi menghentikan penggunaan obat Buvanest itu untuk kehati-hatian sambil menunggu hasil investigasi menyeluruh," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Roy menjelaskan, penarikan secara mandiri telah dilakukan pihak Kalbe Farma sejak 12 Februari 2015. BPOM telah melakukan uji sampel obat yang ada di Rumah Sakit Siloam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com